Anugerah MURI Untuk Merah Putih Narapidana

SAYA telah menyaksikan pergelaran seni teater terbaik di gedung kesenian terbaik di planet bumi ini seperti Sydney Opera House, Lincoln Centre, Covent Garden, Carnegie Hall, dan lain sebagainya .


Indonesian Prison Art Festival

Pergelaran akbar tersebut dipersembahkan oleh ratusan narapidana dari berbagai lapas di persada Nusantara secara sangat menyentuh lubuk sanubari menampilkan kebhinnekatunggalikaan seni musik, seni tari, seni busana, seni sastra yang dikemas secara paripurna dengan sentuhan sukma dramatugi mulai dari humor sampai horor.

Bahkan di pelataran Teater Jakarta di mana pergelaran drama musikal Merah Putih Narapidana diselenggarakan juga digelar tenda-tenda menampilkan hasil karya seni-rupa, seni-kerajinan sampai seni-kuliner para narapidana dari berbagai lapas berbagai pelosok Nusantara masa kini.

Drama musikal Merah Putih Narapidana dengan tema ‘’Kami Berkarya Maka Kami Ada merupakan sajian utamaIndonesian Prison Art Festival 2018 menyiratkan makna kemanusiaan bahwa narapidana adalah sesama warga Indonesia cinta Indonesia, yang memiliki satu semangat perjuangan untuk menjadi warga negara yang baik.

Melalui buah karya nyata, para narapidana membuktikan bahwa mereka adalah warga negara berprestasi yang mau dan mampu nyata berperan serta dalam pembangunan bangsa, negara dan rakyat Indonesia.

Kemanusiaan

Para narapidana adalah sesama manusia yang memang pernah melakukan kesalahan akibat memang tidak ada insan manusia termasuk kau dan aku yang sempurna.

Ketika menyampaikan kata orasi penutup pergelaran Merah Putih Narapidana, Menhukham, Yasonna Laoly menegaskan bahwa tidak ada insan manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan dalam menempuh perjalanan hidup masing-masing. Seyogianya kita memberikan kesempatan bagi sesama manusia untuk mepersembahkan karsa dan karya terbaik masing-masing kepada negara, bangsa dan rakyat.

Maka sebagai pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) merasa saya memperoleh kehormatan untuk mempersembahkan anugerah MURI atas pergelaran Merah Putih Narapidana bukan sebagai sebagai rekor Indonesia namun rekor dunia pergelaran drama musikal pertama di dunia yang dipergelar oleh ratusan narapidana di dalam gedung kesenian di luar lapas.

Menurut saya pergelaran Merah Putih Narapidana dengan tema ‘’Kami Berkarya Maka Kami Ada merupakan pewujudan Pancasila bukan sekadar sebagai slogan politik namun sebagai kenyataan dalam bentuk karsa dan karya kebudayaan dan kemanusiaan. [***

Penulis adalah pendiri MURI dan Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan