RMOLBanten. Dalam gelaran pesta demokrasi berbeda pilihan sah dan merupakan hal wajar. Tapi jangan gara-gara berbeda pilihan hubungan antar masyarakat jadi retak.
- Budiman Sudjatmiko: Indonesia Layak Dapatkan Orang Terbaik Seperti Prabowo
- Soal Pemilu Sistem Proporsional Terbuka, Hakim MK Diminta Dengarkan Aspirasi Masyarakat
- Jelang Pemilu 2024, PDIP Konsolidasi Akbar Dapil X Lamongan-Gresik
"Rugi besar dan biaya sosialnya terlalu besar (kalau gaduh), hanya urusan pilkada setiap 5 tahun," kata Jokowi seperti dikutip dari laman Setkab.
Dalam Pilkada Serentak 2018, Jokowi mengimbau kepada untuk memilih calon pemimpin yang paling baik. Tapi, setelah acara pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS), masyarakat harus kembali rukun sebagai saudara sebangsa setanah air.
"Jangan sampai dibawa kemana-mana. Ini adalah hajatan politik dan kadang politik itu banyak jahatnya," sambung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi mengingatkan bahwa seluruh elemen bangsa ini adalah saudara. Sehingga, diharapkan tidak ada saling mencela, mengejek, menjelekkan, mencemooh, curiga, ujaran kebencian, dan adu ujaran kedengkian di media sosial.
"Mestinya, kita perkuat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah basyariyah lebih besar lagi, kita jaga bersama-sama," tutupnya. [dzk]
- Bangun IKN dan Tanggung Biaya Kereta Cepat Bisa, Tapi Pastikan Harga BBM Terjangkau Tidak Sanggup
- Anggota DPR: Impor Beras Langkah Antisipasi Ketersediaan Pangan
- Kader Demokrat Bela Menko Luhut Soal Data Yang Disalahkan Gibran