Ratusan Pegawai hingga Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan aksi penolakan revisi UU KPK di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (6/9).
- Peluang Gibran Cawapres Prabowo ada Di Tangan Ketum Parpol Koalisi
- Gus Yaqut Terbitkan Edaran Pembatasan Kegiatan Di Rumah Ibadah
- Bawaslu Temukan 805 Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN, Terbanyak Soal Dukungan ke Paslon Pilkada di Medsos
Henny berharap kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menjadi sejarah kematian KPK.
"Presiden Abdurahman Wahid merancang KPK, Presiden Megawati Soekarno Putri melahirkan KPK, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melindungi KPK. Jangan sampai sejarah mencatat KPK mati pada masa Presiden Joko Widodo," tegas Henny dalam orasinya dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Lebih lanjut, Henny menyatakan KPK adalah lembaga independen dan diberikan UU khusus dalam mengaturnya. Artinya, kehadiran KPK sebagai pembeda tidak boleh disusupi dan diintervensi oleh kekuasaan.
Karenanya, jika KPK sudah diintervensi dan tak independen, KPK bakal mati.
"Untuk itu, hari ini kami lebih dari 1.000 insan KPK yang ada di Gedung bersepakat menghentikan kerja sejenak sebagai pertanda KPK telah mati dan bersama-sama berduka pada hari ini," lanjut Henny.
Karenanya, hanya satu permintaan dari seluruh pegawai KPK, yakni agar Presiden Jokowi bertindak dan memainkan perannya sebagaimana dilakukan presiden-presiden sebelumnya.
"Hentikan revisi UU KPK!," tandasnya.[aji]
- Pengamat: Politik Muka Dua Jokowi Pertanda Kemunafikan
- Wapres Minta Boikot Produk Israel Diseleksi
- Meski Manuver Politik Masih Dinamis, Pilpres 2024 Diprediksi Hanya Hadirkan 2 Pasangan