Berbagai elemen masyarakat Surabaya turun ke jalan untuk menghelat Aksi Jeda Untuk Iklim di dalam bus.
- Kerja Bakti Bersama Bersihkan Saluran Air Bertajuk 'Surabaya Bergerak' Dimulai
- Gandeng Pecinta Alam, OMG Jatim Gelar Seminar Edukasi Bertahan Hidup di Alam Bebas
- Tingkatkan Sinergitas Polisi Dan Media, Polres Probolinggo Kota Ngopi Bareng Wartawan
"Krisis iklim merupakan isu global melampaui identitas, kepentingan pribadi, dan batas-batas administratif wilayah negara. Ini berkaitan dengan kondisi satu-satunya bumi yang kita huni bersama, sebab itu butuh penanganan sinergis secara globalâ€, ujarnya.
Senada dengan Alvin, Ketua PMII Komisariat Sepuluh Nopember Surabaya, menjelaskan bahwa 11 tahun lagi, bumi akan mencapai climate tipping point (titik dimana segala sesuatu sudah tidak bisa diperbaiki lagi).
Bila kenaikan suhu 1,5 derajatcelcius tidak bisa ditahan lajunya dalam 11 tahun ini, maka ke depan tidak akan bisa dikendalikan lagi.
"Dampak pahit ini akan dirasakan terutama oleh generasi saya dan generasi setelah kita nantinyaâ€, kata Alvin.
Marhamah, Koordinator Aksi Jeda Untuk Iklim Surabaya mengatakan, bahwamelalui aksi ini masyarakat segera sadar akan kondisi 'Darurat Iklim’. Dari kesadaran ini akan memupuk dan makin bersemangat lagi untuk peduli dengan lingkungan.
"Keadaan ini harus menjadi pembicaraan semua orang karena penyelesaiannya hanya bisa terjadi ketika semua orang bertindak. 11 tahun untuk kita membenahi banyak hal." singkatnya.[bdp]
- 48 Ribu Masyarakat Jatim Meriahkan Jalan Sehat 1 Muharram 1445 H, Gubernur Khofifah: Momentum Penguat Persaudaraan dan Persatuan
- Gubernur Khofifah: Lulusan SMK Harus Bermental Juragan, Bukan Karyawan
- Dendam Perundungan Selama Enam 16 Tahun, Grup Elektonika Lampiaskan Lewat 'Falling Down'