Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengutuk keras kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua.
- Pemerintah Bisa Digugat Melawan Hukum Oleh Penguasa Karena Tidak Lockdown
- Kunjungi Medan Selama 2 Hari, Anies Baswedan Akan Temui Relawan, Mahasiswa, hingga Tokoh Lintas Agama
- PPKM MIkro Dan Vaksinasi Dorong Kenaikan Indek Keyakinan Konsumen
"Komnas HAM melihat ini sebagai tragedi kemanusiaan," kata Taufan di gedung Komnas HAM, Jakarta, Senin (30/9).
Taufan menjelaskan, kerusuhan yang terjadi di Wamena bermula dari berita bohong atau hoax di salah satu sekolah PGRI di Wamena yang mengabarkan salah seorang gurunya mengeluarkan pernyataan yang telah menyinggung perasaan.
"Hoax itu sontak menyulut emosi di berbagai tempat sehingga menimbulkan kekerasan yang mengakibatkan korban manusia, harta benda, instansi pemerintahan pun ikut di bakar," sesalnya.
Taufan menambahkan, saat ini ada ribuan orang yang telah mengungsi dan ribuan lainnya yang sudah eksodus.
"Kalau tidak segera dilakukan penanganan, Komnas HAM khawatir persitiwa serupa akan bisa terulang," tuturnya.
Komnas HAM mendorong semua pihak untuk menahan diri dan mengindari memberikan pernyataan yang justru bisa menambah kisruh keadaan.
"Ada yang bilang ini Genosida lah, itu salah. Tahan dulu. Tim kita sedang berkeliling ke berbagai tempat. Sebaiknya rekan media juga ikut bantu agar tidak ada lagi simpang siur," paparnya.
Komnas HAM mendesak untuk segera melakukan dialog konstruktif.
"Ini adalah solusi yang terbaik. Mencegah konflik baru muncul di daerah lain. Kita mendorong adanya pengungkapan tragedi. Biar semua jelas, siapa pelakunya dan apa motifnya," pungkasnya.[bdp]
- Jokowi Didorong Lanjutkan Bansos Beras, Arief Poyuono: Bansos Tunai Banyak Dikorup
- Program KPPPA RI Diharapkan Lebih Tepat Sasaran
- Presiden Jokowi Harus Tegur Menteri Bahlil