Perang dingin Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh diprediksi akan berlanjut hingga 2024.
- Pimpin Apel Kesiapan Pemilu 2024, Emil Dardak Instruksikan Kader Demokrat Sapa Warga Dan Sukseskan Program Makan Siang Gratis
- Pertanyakan Keadilan, Wahyu Desak Harun Masiku Segera Ditangkap
- Gibran Sowan Kiai Adib di Ponpes Buntet Cirebon
Menurutnya, perang dingin Mega Vs Paloh malah akan semakin parah. Lanjut Ujang, jika Jokowi masih tetap memberikan karpet merah kepada Nasdem.
Misalnya, partai pimpinan Paloh itu masih memperoleh tempat atau pos yang menguntungkan seperti sebelumnya. Yaitu, Jaksa Agung, Kementerian Agraria dan Menterian Perdagangan plus Kemenko Maritim.
PDIP dan Nasdem adalah partai politik yang tergabung di dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo, baik periode pertama maupun kedua.
Meski berseteru dengan Mega, Paloh diyakini tidak akan berani mengambil sikap berada di luar pemerintahan alias jadi oposisi, seperti desakan berbagai kalangan.
Alasannya, Nasdem dan Paloh masih ingin berkuasa. Berada di dalam pemerintahan adalah opsi utama untuk tetap eksis dan bisa membesarkan partai.
Ketidakharmonisan kedua tokoh politik tersebut dipertunjukkan di ruang publik saat Mega tertangkap kamera melengos tidak menyalami Paloh di sela-sela pelantikan anggota DPR pada 1 Oktober lalu.
Banyak pihak yang mengatakan, Mega tidak senang dengan Paloh karena Nasdem dapat banyak di pemerintahan pertama Jokowi.
Paloh juga menunjukkan ketidaksukaannya terhadap pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Jokowi dan Mega, dengan melakukan dua pertemuan "politik tandingan" di Gondangdia.[aji]
- Demokrat: Tiga Kali Tiru BLT SBY, Harusnya Tiru Juga Turunkan BBM Tiga Kali
- Ada Perpecahan Relawan dan Partai, Megawati Bisa Saja Batalkan Pencapresan Ganjar
- Diduga Ada Penggelembungan 5000 Suara Caleg DPR RI, PPK Sumberbaru Jember Akhirnya Lakukan Hitung Ulang di 6 Desa