.Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar yang akan memilih Ketua Umum periode 2019-2024 tampaknya tidak akan banyak riak dan guncangan. Tiga calon penantang Ketum saat ini, Airlangga Hartarto, diprediksi bakal lebih menahan diri.
- Pengecatan Pesawat Kepresidenan Tidak Punya Sense of Crisis
- Berburu Tiket Capres PDIP, Pengamat Politik: Ganjar Tidak Diuntungkan Posisi Puan Maharani
- Rocky Gerung Dipolisikan, Pakar HTN: Karakter Negara Otoriter Persempit Ruang Sipil Bicara
Terkait persaingan 4 kandidat Ketum Golkar ini, Director for Presidential Studies-DECODE UGM, Nyarwi Ahmad mengatakan, Munas Golkar nanti dinilai tidak akan terjadi guncangan.
"Sepertinya tidak akan terjadi 'guncangan' dalam Munas Golkar. Statement Presiden Jokowi waktu Ultah Golkar sudah mengingatkan soal itu. Guncangan di Golkar akan berdampak kepada stabilitas dukungannya bagi Pemerintahan Jokowi," ucap Nyarwi Ahmad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (18/11).
Apalagi, kata Nyarwi, budaya politik di elite Golkar cenderung mendengarkan dan mengikuti keinginan rezim atau pemerintahan yang sedang berkuasa.
"Kecil kemungkinan terjadi guncangan kepemimpinan dalam Golkar," sambungnya.
Dari keempat calon Ketum tersebut kata Nyarwi, Airlangga punya peluang lebih besar untuk kembali memimpin Partai Golkar melalui proses musyawarah dan mufakat yang akan ditempuh.
"Sementara tiga Caketum yang lain sepertinya akan lebih menahan diri untuk tidak menggeser kepemimpinan AH (Airlangga Hartarto) dalam waktu dekat," kata Nyarwi.
"Untuk jangka waktu dua setengah tahun mendatang stabilitas politik kepemimpinan Golkar tampaknya masih tetap bertahan di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto. Tapi situasinya mungkin akan beda pada 2022 mendatang," pungkas Nyarwi.[bdp]
- PBNU: Jangan Ada Capres dan Cawapres Mengatasnamakan NU
- Pengamat: Emil Dardak Diprediksi Jadi Kandidat Kuat Dalam Musda DPD Demokrat
- Anies: Tak Ada Utang yang Hari Ini Harus Dilunasi, Pilkada Selesai Utang Selesai