Coklat Dumilah- Coklat Lezat Andalan Kabupaten Madiun

Selain kopi, Kabupaten Madiun juga memiliki komoditas perkebunan unggulan lain, yaitu coklat atau kakao. Bahkan, Kabupaten Madiun merupakan sentra penghasil coklat terbesar di Jawa Timur.


Kebun kakao di Kabupaten Madiun tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Dagangan, Kecamatan Kare, Kecamatan Gemarang, dan Kecamatan Saradan.

Saat ini, ada kelompok tani Kelompok Tani Gondo Arum yang beranggotakan sekitar 75 petani coklat do Desa Kare, Kecamatan Kare yang mulai mengolah coklat hasil panen dari kebun menjadi coklat siap dikonsumsi.

Hasil olahan coklat dari para petani ini, oleh Kelompok Tani Gondo Arum diberi nama Coklat Dumilah. Nama tersebut diambil dari nama putri Bupati Pangeran Timur (Panembahan Rangga Jumena), Raden Ayu Retno Dumilah.

Ketua Pengolahan Coklat Kelompok Tani Mugi Lestari, Siti Romlah, mengatakan Coklat Dumilah, mulai dirintis pada 2018, setahun yang lalu.

"Alhamdulillah, tahun lalu kami mendapatkan bantuan berupa alat pengepres dan alat penghalus biji coklat dari provinsi, diserahkan melalui Dinaa Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun," katanya saat dikonfirmasi Kantor Berita , Rabu (11/12) siang.

Romlah mengatakan, selama ini para petani kakao di Kabupaten Madiun biasa menjual hasil panen langsung ke pengepul tanpa proses fermentasi. Padahal, apabila kakao tersebut diolah, akan memiliki nilai ekonomi lebih.

"Makanya kami dari Kelompok Tani Gondo Arum mencoba merintis usaha pengolahan coklat yang kami beri nama Coklat Dumilah," katanya.

Pensiunan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun ini mengatakan, saat ini Kelompo Tani Gondo Arum sudah mampu mengolah coklat menjadi beberapa produk. Di antaranya lemak coklat, bubuk coklat, dan permen coklat.

Namun, kata Romlah, saat ini usaha pengolahan coklat belum maksimal, karena membutuhkan suntikan modal. Selama ini, coklat Dumilah baru memproduksi oalahan coklat dalam jumlah kecil.

"Namanya juga masih merintis, kami belum maksimal. Kami baru melayani pesanan untuk event pameran atau acara, sambil jalan kami juga jual retail," paparnya.

Ke depan, tidak hanya membuat usaha produksi pengolahan coklat, namun Kelompok Tani Gondo Arum juga ingin membuat wisata edukasi perkebunan coklat.

"Kami ingin menjadikan kebun coklat di Kare ini menjadi wisata edukasi. Kami sudah menyiapkan lahan dua hektar untuk dijadikan tempat wisata," jelasnya.

Di wisata edukasi perkebunan coklat ini, masyarakat khususnya pelajar dapat menyaksikan langsung proses penanaman coklat, pengolahan coklat mulai dari panen, fermentasi, hingga diolah menjadi coklat yang siap dikonsumsi.

"Saat ini kan belum banyak yang tahu proses pembuatnjya. Banyak yang menyangka bahwa membuat cokalt ini, hanya bubuk coklat dicampur gula, padahal kan enggak. Ada proses sebelumnya, coklat ada tanamnnya sendiri, dan banyak yang belum tahu pohon coklat," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, untuk meningkatkan hasil panen, serta meningkatkan kualitas pasca panen, Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, memberikan pelatihan kepada petani kakao di Desa Batok, Kecamatan Gemarang.

"Harapannya, nanti para petani tidak hanya menjual kakao yang baru saja dipanen begitu saja, tetapi yang sudah difermentasi. Atau lebih baik lagi, mereka olah hingga menjadi coklat siap saji," kata Kabid Perkebunan, Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Muhammad Yasin.[mas/aji]