Bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Tim dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan survei fenomena tanah berasap di kawasan Dipo Sidotopo, Surabaya.
- Plh Bupati : LKPJ Bupati Akhir Masa Jabatan Tak Ada Lagi
- Kementerian LHK Anugerahi Gubernur Khofifah Penghargaan Nirwasita Tantra 2021
- Gandeng Kelompok Tani, Mak Ganjar Jatim Beri Edukasi soal Pertanian Organik kepada Petani di Nganjuk
Dari hasil kunjungan di lapangan, dosen Departemen Teknik Geofisika ini bersama tim menemukan beberapa fakta menarik. Tanah berasap tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dengan tanah yang ada di sekitarnya. Tanah berasap memiliki ukuran pasir, sedangkan tanah sekitarnya memiliki ukuran lempung dari endapan aluvial.
Namun setelah diamati, Amien berpendapat, kemungkinan tanah berasap di daerah Dipo Sidotopo tersebut tidak berasal dari gas alam. Dia meyakini hal tersebut, lantaran asap yang keluar dinilai masih normal.
Melanjutkan hal tersebut, dosen lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menyampaikan, ada beberapa kemungkinan faktor penyebab fenomena tersebut. Kemungkinan pertama yaitu keberadaan sisa batubara yang dibuang di area Dipo Sidotopo.
"Batu bara ini berasal dari bahan bakar kereta api zaman dahulu yang tersisa dan menumpuk sehingga keluar asap," tutur dosen yang aktif meneliti masalah bencana ini.
Tak hanya itu, Amien menilai, kemarau yang panjang juga bisa menjadi faktor berikutnya.
"Kemarau panjang ini semakin membuat tumpukan batubara membara dan mengeluarkan asap," terangnya.
Dikatakan lebih lanjut, faktor lainya yaitu adanya sampah dari beberapa tahun lalu yang sengaja dibuang ke area tersebut. Sampah-sampah ini kemudian memicu terbentuknya biomassa.
"Biomassa inilah yang mungkin menyebabkan tanah tersebut berasap," ujarnya.
Amien menyampaikan, sampai saat ini sampel tanah dari Dipo Sidotopo masih diteliti bersama dengan melibatkan beberapa dosen Departemen Teknik Geomatika dan juga DLH Kota Surabaya.
Beliau berharap, survei ini dapat membantu memberi informasi kepada masyarakat sekitar, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir lagi saat fenomena ini terulang kembali.
"Jangan terlalu panik, ini adalah fenomena yang sering dan lumrah terjadi," tuturnya.
Fenomena tanah berasap di kawasan Dipo Sidotopo, Surabaya sempat menggegerkan warga sekitar, pada Sabtu (4/1). Oleh karena itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya bersama tim dari ITS telah melakukan survei untuk mengetahui penyebab dari fenomena tersebut, pada Minggu (5/1).
Tim dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (MKPI) ITS yang dipimpin Dr Ir Amien Widodo MSi terdiri dari Dr Ira Anjasmara, Juan Rohman ST MT, dan Wien Lestari ST MT.
Tim bersama tim DLH Kota Surabaya mengunjungi lokasi untuk melihat langsung sekaligus mengambil sampel tanah yang selanjutnya akan diuji di Laboratorium Energi ITS. [isa/mkd]
- Antisipasi Penyebaran Varian Baru Covid -19, Dishup Bojonegoro Jemput PMI di Surabaya
- Nekat Gelar Hajatan Pernikahan, Warga Sidoarjo Ini Tak Berkutik Saat Didatangi Satgas Covid-19
- Pemkab Jember Distribusikan 7 Ribu Dosis Vaksin Bantuan Lanud Abdulrahman Saleh