Jelang Valentine, DPRD Ngawi Minta Penjualan Kondom Diawasi

Pro kontra menjelang perayaan Valentine Day yang jatuh setiap tanggal 14 Februari kembali bergulir. Sebab, perayaan yang identik dengan hari kasih sayang ini disinyalir akan mempengaruhi kebiasaan negatif dikalangan remaja. Seperti pesta, minuman keras, dan seks bebas.
 
Adanya perayaan yang tidak patut dengan etika moral orang ketimuran tersebut langsung direspon oleh Sarjono, Wakil Ketua DPRD Ngawi. Dia menuturkan, apapun alasanya Valentine Day jelas merusak moral meskipun tidak semua orang melakukanya namun demikian hampir mayoritas terjebak didalam istilah perayaan kasih sayang itu sendiri.


Dijelaskan, perayaan kasih sayang tersebut jangan sampai dikonotasikan berbeda dikalangan remaja. Padahal roh sebenarnya dari Valentine Day jika dirunutkan dengan tata etika adat ketimuran dimaknai sebagai hari kasih sayang terhadap keluarga maupun orang disekitarnya.

“Perayaan Valentine Day yang dirayakan anak-anak muda maupun remaja pada umumnya perlu pengawasan baik oleh petugas maupun kita selaku para orang tua. Jangan sampai perayaan itu salah arti yang menjurus satu perbuatan negative,” kata Sarjono, Kamis, (13/02).

Sarjono menyebutkan, semua pihak harus memperhatikan dampak terutama pada penjualan kondom secara bebas diretail maupun toko tertentu. Penjualan kondom perlu ada pengawasan ketat dari petugas demikian juga kesadaran bagi para penjual.

“Petugas harus mengawasi dalam artian menghimbau kepada penjual kondom yang di retail maupun tempat lain untuk memperhatikan siapa pembelinya. Apakah mereka sudah berkeluarga atau sebaliknya dan saya kira itu penting sekali,” ulas wakil rakyat dari Partai Golkar itu.

Dia berharap pemerintah melalui dinas pendidikan harus memberikan proteksi terhadap kaum remaja yang mayoritas masih usia pelajar. Karena tidak menutup kemungkinan makna Valentine Day hanya dimakan mentah-mentah tanpa adanya pemahaman yang disandingkan dengan nilai moral dan agama.