Sebanyak 43 atlet paralayang dari 109 peserta yang mengikuti evet Festival Paralayang Liga I Seri I di Ngawi, tidak direkomendasikan terbang. Menyusul lokasi landing atau titik pendaratan tidak memenuhi standart atau kurang memadai.
- Tim Piala Thomas Indonesia Gulung Aljazair 5-0
- Tim Pelajar Aceh dan Sumbar Pastikan Tampil di Partai Final Prapopnas 2022
- Atlet Selancar dari Berbagai Negara Mulai Tiba di Banyuwangi
Syalikhul Imam, penanggungjawab event paralayang dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) mengatakan, sekitar lokasi titik pendaratan belum steril sepenuhnya. Terutama banyaknya pohon tinggi maupun antena yang cukup membahayakan para atlet paralayang.
"Kurang memadai lokasi pendaratanya padahal sebelum event digelar saya sudah mengintruksikan beberapa pohon yang tinggi harus ditebang. Sayangnya tidak direspon sampai event digelar," terang Syalikhul Imam, Sabtu, (15/02).
Seperti diketahui festival paralayang yang pertama kalinya digelar di Ngawi tersebut antara 14-16 Februari 2020 dilaksanakan dilokasi kebun teh Jamus, Desa Wonosari, Kecamatan Sine. Festival itu sendiri dimotori langsung Disparpora Kabupaten Ngawi.
Sementara itu Eddy Warisal atlet paralayang dari Jayapura Papua menerangkan lokasi take off di kebun teh Jamus cukup bagus daripada tempat lainya. Selain didukung panorama alam cuacanya pun sering berubah. Hal itulah yang membuat dirinya merasa ada tantangan tersendiri.
- AFC Tak Pertimbangkan Indonesia sebagai Calon Tuan Rumah Piala Asia 2023
- Ditahan PSS Sleman 4-4, Persik Kediri Gagal Melaju ke Championship Series BRI Liga 1
- Jelang Lawan Arema, Persik Kediri Fokus Kembalikan Kebugaran Fisik