Ratusan atlet paralayang mengikuti ajang Festival Paralayang Liga I Seri I di Ngawi, Jawa Timur tepatnya di lokasi kebun teh Jamus masuk Desa Wonosari, Kecamatan Sine. Festival ini digelar selama dua hari mulai 14-16 Februari 2020.
- Anthony Ginting Raih Medali Perunggu Olimpiade Tokyo 2020
- Sukseskan Piala Dunia U-17, Wali Kota Eri Ajak Warga Surabaya Dukung Timnas Indonesia di GBT
- 26 Tahun Geluti Bulutangkis, Richard Mainaky Bakal Pensiun Bulan Ini
Dalam festival paralayang tersebut tercatat ada 110 atlet paralayang dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Bahkan ada tiga atlet mewakili Tanah Papua.
Daniel, salah satu panitia paralayang dari Dispora Ngawi mengatakan, ada dua kategori penilaian. Yakni KTM atau ketepatan mendarat dan keindahan selama terbang dan tematik juga termasuk penilaian.
"Dari komen atlet paralayang pada umumnya mereka mengakui lokasi take off maupun landing mempunyai tantangan tersendiri. Mereka harus cermat memperhitungkan arah angin demikian juga cuaca yang sering berubah," terang Daniel pada Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (15/2).
Jelasnya lagi, festival paralayang yang digelar pertama kalinya itu menggandeng Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
Disebutkan jarak tempuh memakan waktu 3 hingga 5 menit dari lokasi start sampai kelokasi pendaratan.
"Festival ini sekaligus untuk memperkenalkan olahraga paralayang bagi masyarakat Ngawi termasuk wisatanya bagi peserta sendiri," ucapnya.
Terang Daniel, bukit Jamus tersebut diklaim sebagai satu-satunya titik take off paralayang masuk di area perkebunan di Jawa Timur.
Selain itu, para atlet juga dimanjakan pesona kebun teh Jamus yang eksotik.
- Turnamen Olahraga Antar BUMD Jatim, Membangun Sinergi Lewat Olahraga
- Pembukaan PON XX Membuat Menko Mahfud MD Terharu, Ini Penyebabnya
- Persik Kediri Boyong 22 Pemain Ke Kandang Madura United