Sebanyak 43 atlet paralayang dari 109 peserta yang mengikuti evet Festival Paralayang Liga I Seri I di Ngawi, tidak direkomendasikan terbang. Menyusul lokasi landing atau titik pendaratan tidak memenuhi standart atau kurang memadai.
- Taklukkan Kuwait, Indonesia Pimpin Grup A Kualifikasi Piala Asia 2023
- Zah Rahan Krangar, Pemain Asing Persela Terancam Tak Bisa Main Di Piala Menpora
- Peringati Haornas ke-23, Wali Kota Malang Tekankan Olahraga Sejak Dini
Syalikhul Imam, penanggungjawab event paralayang dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) mengatakan, sekitar lokasi titik pendaratan belum steril sepenuhnya. Terutama banyaknya pohon tinggi maupun antena yang cukup membahayakan para atlet paralayang.
"Kurang memadai lokasi pendaratanya padahal sebelum event digelar saya sudah mengintruksikan beberapa pohon yang tinggi harus ditebang. Sayangnya tidak direspon sampai event digelar," terang Syalikhul Imam, Sabtu, (15/02).
Seperti diketahui festival paralayang yang pertama kalinya digelar di Ngawi tersebut antara 14-16 Februari 2020 dilaksanakan dilokasi kebun teh Jamus, Desa Wonosari, Kecamatan Sine. Festival itu sendiri dimotori langsung Disparpora Kabupaten Ngawi.
Sementara itu Eddy Warisal atlet paralayang dari Jayapura Papua menerangkan lokasi take off di kebun teh Jamus cukup bagus daripada tempat lainya. Selain didukung panorama alam cuacanya pun sering berubah. Hal itulah yang membuat dirinya merasa ada tantangan tersendiri.
- Sukseskan Piala Dunia U-17, Wali Kota Eri Ajak Warga Surabaya Dukung Timnas Indonesia di GBT
- Piala Bergilir Marciano Noorman III/2022 Siap Digelar, Berikut Pesertanya
- Timnas Palestina Puji Stadion Gelora 10 November, Wali Kota Eri: Ini Membuat Kebanggaan Kami Menjadikan Surabaya Kota Sepak Bola