Demokrat Tak Bisa Disebut Pecah Telor Jika AHY Jadi Ketum

Kongres Partai Demokrat pada Mei 2020 yang mengemuka sebagai calon ketua umum baru nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).


AHY sendiri adalah putra sulung Presiden keenam RI sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Di partai, saat ini AHY menjabat wakil ketua umum. Dan sebelum Pemilu 2019, mantan prajurit TNI itu menjabat Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat.

Kalau AHY terpilih jadi ketum, Partai Demokrat disebut-sebut akan pecah telor. Yaitu, partai politik pertama yang memiliki ketum wajah baru paska Pemilu 2019.

Sesudah pemilihan serentak tahun lalu Pileg dan Pilpres, semua partai politik yang menggelar pemilihan ketum, hasilnya masih wajah lama. PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasdem, PKB, PAN, Partai Hanura dan PBB.

Namun, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, berpendapat, walaupun AHY nanti terpilih jadi ketum, Partai Demokrat tidak bisa disebut pecah telor.

Pasalnya, AHY masih dari keluarga SBY, di bawah kendali sang ayah. Artinya, masih bahagian dari dinasti. Ujang Komarudin menyarankan, kalau bisa, jangan AHY dulu. Suami Annisa Pohan itu masih muda, dan karirnya masih panjang.

"Dan yang terpenting, biarkan dia tambah matang lagi. Jangan kunci dia dengan sistem politik yang ada saat ini, biarkan dia leluasa," ucap Ujang dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (17/2).

Minggu kemarin (16/2) di Jakarta, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarief Hasan tidak menampik isu AHY sebagai calon tunggal yang akan maju sebagai ketua umum pada Kongres 2020.

Dia mengatakan kunjungan AHY ke sejumlah daerah adalah dalam rangka melakukan konsolidasi menjelang kongres.