Kejengkelan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri pada pejabat yang memaksakan anaknya maju dalam Pilkada serentak 2020, seharusnya menjadi sindiran bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
- Hadapi Pemilu 2024, Demokrat-Gerindra Sepakat Jaga Stabilitas Politik Nasional
- Puji Jokowi, Ray Rangkuti: Daripada Diam-diam Seolah Netral
- Pimpinan Komisi IX Minta Aturan Penumpang Pesawat Wajib PCR Ditinjau Ulang
Hal ini mengingat anak kandung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming juga mencalonkan diri pada kontestasi politik di Pilwalkot Solo.
Seperti dikatakan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedy Kurnia Syah dilansir Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Kamis (20/2).
"Secara tidak langsung, seharusnya Jokowi tersindir, tetapi kalau sense Jokowi tidak peka, tentu lain lagi," kata Dedy.
Selain sindiran kepada Jokowi, pidato Mega tersebut juga sarat makna. Menurut Dedy Kurnia, Megawati seolah-olah ingin memperlihatkan anti praktik dinasti politik yang merupakan bagian dari oligarki politik.
"Megawati hanya ingin memainkan komunikasi adiktif (memanipulasi realitas), di mana statement tersebut sengaja dikemukakan agar terkesan ia berpihak pada politik yang nonoligarkis, padahal ia sendiri mempraktikkan," tandasnya.
- Capreskan Ganjar Pranowo, PDI Perjuangan Optimis Raih 15 Kursi DPRD Sidoarjo
- Proses Rekrutmen Tersendat, Jabatan Komisioner Bawaslu Jember Kosong
- Indonesia Ekspor 10 Ton Benih Padi Sembada 188 ke Brunei Darussalam