Survei Indo Barometer menempatkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto elektabilitas paling tinggi untuk Pilpres 2024. Survei ini dirilis di Century Park Hotel, Jakarta, Minggu (23/2).
- Khofifah Minta Maaf Harlah Muslimat NU ke-78 Kemungkinan Bikin Macet Sekitar Gelora Bung Karno
- Kongres Virtual PMII, Luhut Bekali Konsep Kepemimpinan Masa Depan
- Pidato di Harlah PPP, Jokowi: Capres-cawapres, PPP Ini Calonnya Siapa Sih?
Dalam survei tersebut, ada 22 nama selain Prabowo yang disimulasikan dalam survei sebagai capres.
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengaku tidak merasa heran jika popularitas Prabowo sangat tinggi.
Menurutnya, dengan dua kali pencalonan sebagai capres sebelumnya, membuat Prabowo paling dikenal masyarakat saat ini.
"Ya bagus aja, ya toh orang baru awal, 2024 kan masih jauh. Otomatislah Pak Prabowo yang udah dikenal, kan beliau dua kali capres. Jadi saya pikir masuk akal kalau saat ini beliau yang paling unggul. Tapi ingat, 2024 itu masih lama, masih panjang," katanya dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (23/2).
Karena waktu yang masih panjang itulah, Djarot menilai dalam masa empat tahun mendatang daftar kandidat terkuat akan mengalami perubahan. Akan bermumculan kandidat-kandidt lain yang mungkin tidak terduga seiring dengan dinamika politik.
Ia sendiri malah mempertanyakan respon Menteri Pertahanan tersebut terkait isu yang mengakatakan Prabowo bakal jadi kandidat terkuat mengikuti Pilpres 2024.
"Pertanyaan saya apakah Pak Prabowo mau lagi maju? Gitu aja," kata Djarot.
Djarot juga menyoroti beberapa nama yang mencuat dan diunggulkan, seperti nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswdan, dan Wali kota Surabaya Tri Rismaharini dalam daftar kandidat. Ketiganya termasuk paling populer.
Namun, lagi-lagi, Djarot beranggapan, masih terlalu dini jika sudah meributkan kadidat.
"Itu kan masih sangat panjang, kalau menurut saya sih terlalu dini surveinya. Ya sah-sah saja tapi terlalu dini. Sehingga tidak perlu terlampau serius untuk dianalisis, sangat dini, terlalu dini dinamikanya masih sangat panjang gitu ya," pungkas Djarot.
- Kodam Brawijaya Bahas Bahaya Komunis dan Paham Radikal
- Urun Rembug, Pakar dan Cendekia Sepakati Poin Penting Perbaikan Ekonomi Nasional
- Jokowi Tegaskan Tidak Akan Impor Beras Hingga Bulan Juni
