Kisruh Politik Malaysia: Anwar Jadi Oposisi?

PUBLIK Malaysia dikejutkan dengan keputusan Tun Mahatir yang mengundurkan diri (resign) dari jabatan Perdana Menteri pada Senin 24 Februari 2020 siang tadi pukul 13.00 waktu setempat.


Mahathir Mohamad Turut Tanggalkan Jabatan Ketua Partai Bersatu Pada pemilu 2018, Tun Mahatir menjadi Perdana Menteri di usia 92 tahun dengan janji bahwa dua tahun lagi Anwar Ibrahim yang akan menggantikannya sebagai Perdana Menteri sampai pemilu berikutnya 2023. Dalam pemilu 2018 tersebut Mahatir dan Anwar berada di barisan sama yaitu Pakatan Harapan (PH), yang terdiri dari partai oposisi melawan Najib Razak, PM saat itu.

Mahatir saat itu tidak lagi duduk di UMNO (Barisan Nasional). Mahatir dulu merestui Najib Razak sebagai PM di tahun 2009, bahkan PM sebelumnya yaitu Abdul-lah Badawi juga direstui Mahatir.

Tidak ada PM yang terpilih tanpa restu Mahatir. Mahatir pernah mengatakan bahwa kesalahan terbesar dalam hidupnya adalah memilih Najib sebagai Perdana Menteri. Mahatir kini melakukan manuver politik dengan mengundurkan diri, dirinya ingin membangun koalisi baru tanpa Anwar Ibrahim dan Pakatan Harapan.

Kemungkinan Tun Mahatir bergabung dengan Koalisi Pakatan Nasional (PN). Anwar pun respons dengan mengatakan ada yang ingin menjatuhkan PH (Pakatan Harapan) dan membentuk pemerintahan baru. Anwar menyebutkan ada juga komplitan kecil yang berkhianat kepadanya sebagaimana dikutip Guardian.

Kendaraan politik Anwar Ibrahim adalah PKR atau Partai Keadilan Rakyat yang merupakan gabungan Partai Keadilan Nasional dan Partai Rakyat Malaysia. Bersamaan dengan resign-nya Mahatir, terdapat 11 anggota parlemen dari PKR dari total 50 anggota parlemen yang meninggalkan PKR dan Pakatan Harapan untuk membentuk blok independen. Tokoh yang memimpin pembelotan PKR adalah Azmin (Deputi Presiden PKR).

Diduga karena dijanjikan Tun Mahatir menjadi PM, persahabatannya dengan Anwar bubar. Berdasarkan hitungan kursi Pakatan Harapan (Anwar) akan kalah dengan Pakatan Nasional saat ini. Pakatan Harapan sekarang diikuti oleh DAP (42 kursi), Amanah (11 Kursi), dan PKR (36 kursi).

Total Pakatan Harapan 89 kursi. Pakatan Nasional (PN) beranggotakan Bersatu (26 kursi), PKR disersi (14 kursi), BN/UMNO (42 kursi), PAS (18 kursi), GPD (19 kursi), PBRS, PBS, UPKO, STAR dan Bebas masing-masing 1 kursi. Total Pakatan Nasional (PN) adalah 124 kursi.

Di masa transisi ini, istri Anwar Ibrahim menjadi Perdana Menteri interim yang akan menyerahkan kekuasaannya besok. PKR harus membentuk koalisi pemerintahan baru paling lambat Selasa besok (25/2). Impian Anwar Ibrahim menjadi Perdana Menteri ditentukan besok.

Bila PKR dan Anwar Ibrahim gagal membentuk koalisi mayoritas besok maka Anwar Ibrahim harus rela menjadi Oposisi. Oposisi Anwar sebenarnya tidak lama yaitu sampai 2023. Bila Anwar dan PKR di luar pemerintahan dirasakan banyak mendapatkan simpati, maka bisa jadi PKR dan Anwar akan melawan balik dan menjadi pemenang di Pemilu 2023.  

Achmad Nur Hidayat Pengamat Kebijakan Publik, Ketua BEM UI 2003/04