Upaya memerang virus corona yang saat ini mewabah di China dan sejumlah negara lainnya di dunia bukan hanya dilakukan oleh pemerintah negara-negara terkait, tapi juga dilakukan oleh sejumlah raksasa internet.
- Demokrat: Varian Baru Covid-19 Makin Mengkhawatirkan, Pemerintah Didorong Lakukan Lockdown
- Terus Menurun, Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia saat Ini 32.786 Orang
- Harus Didukung, Penemuan Obat Covid-19 Bukti Unair Punya Ahli Kompeten
Jubir Kementerian Ungkap Kondisi Wakil Menteri Kesehatan Iran Yang Terinfeksi Virus Corona Sejumlah platform seperti Google dan Facebok juga ikut berjuang melawan kabar palsu hingga scammer atau bentuk penipuan lainnya yang memanfaatkan kondisi tersebut untuk memanipulasi orang.
"Kekhawatiran publik tentang coronavirus digunakan sebagai wahana untuk membuat orang mengirimkan informasi yang salah dan disinformasi," kata profesor biologi University of Washington Carl Bergstrom, seperti dimuat Channel News Asia (Rabu, 26/2).
Perusahaan-perusahaan internet tersebut mengambil bagian dalam pertemuan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu di kantor-kantor Facebook di Silicon Valley untuk membahas sejumlah taktik, seperti mempromosikan informasi yang dapat dipercaya dan memeriksa fakta yang meragukan tentang virus corona yang disebut juga dengan nama Covid-19.
"(Kita harus) memerangi penyebaran desas-desus dan informasi yang salah," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada AFP baru-baru ini.
"Untuk itu, kami telah bekerja dengan Google untuk memastikan orang mencari informasi tentang coronavirus melihat informasi WHO di bagian atas hasil pencarian mereka," tambahnya.
Ghebreyesus mengatakan bahwa platform media sosial termasuk Twitter, Facebook, Tencent dan TikTok juga telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi penyebaran informasi yang salah tentang coronavirus.
- IDI Jatim Sebut Meledaknya Kasus Covid-19 di Bangkalan Sudah Diprediksi
- Bertambah 1.168 Orang, Positif Covid-19 Ibukota Tembus 88.174
- Gagal Eksekusi Penalti, Tiga Pemain Inggris Jadi Target Serangan Rasisme Di Media Sosial