Pegang Kemaluan Murid, Kepala SMP di Surabaya Dituntut 6 Tahun Penjara

Diduga melakukan pelecehan seksual dengan cara memegang kemaluan 6 siswanya, terdakwa Ali Shodiqin dituntut 6 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Novan Arianto.


"Dendanya 10 juta subsider 2 bulan," kata Novan Arianto saat dikonfirmasi Kantor Berita RMOLJatim usai pembacaan surat tuntutan secara tertutup di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (19/3).

Saat ditanya mengapa jaksa tidak menjatuhkan tuntutan pidana tambahan berupa kebiri kimia meski terdakwa merupakan tenaga pendidik, Novan mengaku, perbuatan terdakwa hanya sebatas memegang kemaluan dengan masa peristiwa yang sudah lampau.

"Dia menimbulkan trauma bagi anak, cuma megang kemaluan dan mukul ketika ngaji. Anak itu salah dipukul pakai paralon tapi tidak visum karena kejadian sudah lampau baru dilaporkan. Kalau pencabulannya itu dia waktu sholat pegang kemaluan si anak ini. Tidak ada sodomi," jelasnya.

Dalam kasus ini, terdakwa yang menjabat sebagai Kepala SMP Labschool dinyatakan terbukti bersalah melanggar Pasal 80 dan Pasal 82 UU Perlindungan Anak tentang kekerasan dan pencabulan.

"Alasan pemberatnya menimbulkan trauma sesuai dengan keterangan psikologi dan dia tidak mengakui terus terang," terang Novan.

Atas tuntutan tersebut, masih kata Novan, Terdakwa Ali Shodiqin akan mengajukan pembelaan.

"Tadi pengacaranya bilang mau ajukan pembelaan," pungkasnya.

Dijelaskan dalam surat dakwaan, kasus pelecehan seksual itu terungkap saat 21 siswa dilakukan tes psikologi dan hasilnya beberapa anak menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan terdakwa.

Dari 5 korban, satu korban menjadi korban penganiayaan terdakwa. Sedangkan 4 lainnya mengalami pelecehan seksual dengan cara terdakwa meremas kemaluan korban.

Saat melakukan pelecehan seksual tersebut, jaksa menyebut terdakwa mengancam korban akan tidak dinaikan kelas dan dikeluarkan dari sekolah apabila tidak menuruti kemauan terdakwa.