80 Persen Penduduk Ikuti Saran Pemerintah Tinggal di Rumah, Tapi Itu Saja Belum Cukup

Saat ini warga mulai tertib mengikuti saran pemerintah untuk melakukan physical distancing dan mengurangi keluar rumah. Hal ini terlihat dari menurunnya pengguna transportasi di Jakarta.


“Saya memperhatikan bagian transportasi di Jakarta. Jumlah pejalan dan pengguna kereta api menurun. Dari 1,1 juta orang per hari hingga sekarang hanya di bawah 200 ribu orang. Artinya, sekitar 80 persen penduduk mendengarkan keputusan pemerintah agar mereka tetap tinggal di rumah,” ujar Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno dalam wawancara sebuah tayangan televisi, Hot Indonesia.

Sayangnya menurut Sandiaga, kesadaran masyarakat untuk mendukung upaya pemerintah mencegahan penularan virus corona belum cukup membuktikan bahwa virus corona bisa benar-benar tertangani. Sebab, saat ini jumlah kasus semakin bertambah.

Indonesia sendiri masih belum mau menerapkan lockdown. Sementara negara lain menerapkan karantina wilayah ketat termasuk India yang menjalankan selama 21 hari, sedangkan Indonesia belum melaksanakannya.

“Jumlah kasus terus meningkat. Saya baru saja menerima bentuk dari fakultas kesehatan negeri dari Universitas Indonesia serta bentuk statistik yang pada intinya memastikan puncak peningkatan kasus di Indonesia akan terjadi di akhir bulan April atau awal bulan Mei. Maka intinya tidak sejalan dengan perintah pemerintah yang mengatakan status darurat akan terjadi pada akhir bulan Mei,” tegas sandiaga.

Ia meyakini, Presiden Jokowi sedang mempertimbangkan karantina wilayah, sebab beliau harus mendengarkan saran dan masukan.

“Beberapa pasar tradisional sudah tutup. Beberapa pasar basah juga mengurangi operasional mereka, dan saya rasa tingkat kesadaran penduduk sudah meningkat,” lanjut Sandiaga.

Di sisi lain, terdengar keluhan dari pekerja di baris depan para petugas medis. Mereka kekurangan pasokan alat perlindungan seiring dengan jumlah kasus yang terus meningkat.

"Intinya tim medis memastikan semakin banyak orang yang dirawat mereka tidak lagi mendapatkan alat pelindung yang pantas. Mereka juga mencari penggantinya. Banyak perawat yang menggunakan plasik, dan itu harus menjadi perhatian dan empati bagi kita," ujar Sandiaga seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.

Di sinilah ia menunggu tindakan Presiden Jokowi. Ia yakin, Jokowi akan melakukan hal terbaik setelah mendengarkan saran dan masukan warganya.