Pemkot Surabaya Diminta Terbuka Soal Data Corona Hingga ke Kampung-kampung

Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Tony mendukung langkah Pemkot Surabaya dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona di wilayah Surabaya. 


DPRD juga mendorong agar penanganan wabah virus ini dilakukan secara menyeluruh dan makin terukur.

"Semua harus sama-sama bergerak memutus rantai penyebaran virus ini. Untuk itu, semua harus mau terbuka. Sebaiknya data peta penyebaran corona juga detail dan terbuka hingga kampung," kata AH Tony dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (2/4).

Surabaya hingga saat ini memang sudah ada peta penyebaran. Bahkan hingga kelurahan. Namun belum begitu terbuka hingga ke kampung-kampung. 

Tony berpendapat data dan peta itu sudah dengan nama dan alamat yang detail. 

Namun data detail ini hanya untuk petugas. Semua untuk memantau secara terukur. Terutama warga kampung yang positif dan atau masih berstatus orang dalam pemantauan (ODP). 

Saat ini kata Thony ada 200 lebih warga Surabaya dalam status ODP tersebut. Sejauh mana mereka mengarantina diri atau justru mendapat penanganan dari petugas kesehatan. Semua harus terdeteksi secara utuh.

"Ini juga untuk menjadi pijakan mengambil kebijakan. Perlukah melakukan karantina wilayah. Atau cukup karantina kampung. Makanya kami perlu koordinasi utuh dengan Pemkot dan jajaran terkait," katanya.

Politisi Gerindra ini mendorong terus melakukan langkah preventif semua pihak. DPRD Surabaya juga satu visi dengan Pemkot. Bahu-membahu bersama adalah solusi mencegah Covid-19 makin merebak. 

Selain perlu memantau langsung ke masyarakat tentang tindakan pencegahan, kami juga senantiasa memastikan bahwa Pemkot Surabaya punya kebijakan tepat untuk penanggulangan. Harus dengan langkah terukur. 

Namun semua upaya itu bisa terukur kalau data awal penyebaran corona itu akurat dan terbuka disampaikan hingga level kampung. Begitu data terukur akan memudahkan pengambilan langkah. Termasuk penerapan karantina kampung.

Pengendalian penyebaran corona di kampung saat ini sangat diperlukan. Jangan sampai ada ODP bebas berinteraksi dan berpotensi menyebar virus ini. Mereka perlu dan wajib dipastikan kondisinya. Termasuk harus tes dan mengarantina mandiri. 

"Bila perlu tak selalu harus menunggu pasien datang ke Puskesmas atau RS. Jika suatu wilayah terkontaminasi karena adanya banyak kasus, test massal hendaknya dilakukan dengan cepat. Harus dengan SOP dan standar yang aman," ujarnya.

Upaya Pemkot Surabaya dalam mencegah corona sampai saat ini sudah sampai pada kampung. Namun perlu diimbangi dengan edukasi penyemprotan disinfektan. Sebab masyarakat saat ini tiba-tiba ramai menyemprot disinfektan mandiri.

"Tidak hanya disinfektan, tapi juga pembuatan hand sanitizer oleh masyarakat kecenderungannya agak liar. Sampai bebas mengoplos disinfektan. Seakan warga bebas dengan formula campuran bahan," pungkasnya.