Usia 84 Tahun, Samini Makin Ngehits Sebagai Wakil Rakyat

Samini
Samini

Jika tidak bertatap muka maupun ketemu langsung memang sulit dipercaya akan keberadaan Samini anggota DPRD Ngawi ini. Sosoknya yang enerjik, mudah bergaul dan tidak kalah penting adalah usianya.


Iya, usianya kini memasuki 84 tahun namun kehadirannya sebagai wakil rakyat bukan kaleng-kaleng. Ibarat kata, hampir separuh umurnya diabdikan sebagai anggota DPRD Ngawi dari Partai Golkar. Jelasnya ia sudah 7 periode.

Meski sudah berusia senja, kondisi kesehatan Samini masih segar bugar. Bahkan, setiap agenda kedewanan ia selalu hadir. Terbukti dalam sidang pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) perubahan APBD 2020 ia terlihat duduk ditengah anggota lainya. 

"Selama kita masih mampu tetap hadir jangan sampai absen. Apalagi agendanya hari ini kan pembahasan perubahan anggaran," ujar Samini, Kamis, (13/8).

Dijelaskan, kehadirannya tersebut sebagai bentuk amanah yang harus diemban sebagai wakil rakyat. Jangan sampai mengkhianati yang sudah disepakati dengan konstituen melalui pemilu. 

Kantor berita RMOL Jatim mencoba menggali lebih jauh tentang tips menjaga kesehatanya selama ini. Ternyata cukup sederhana yakni aktif minum jamu tradisional dan berolahraga serta menjaga pola makan. 

"Setiap hari jangan sampai lupa meminum jamu dan olahraga secukupnya sesuai kemampuan. Dan berpikir positif itu saja," sambung Samini. 

Perlu diketahui juga, Samini asli kelahiran Desa/Kecamatan Mojoroto, Kediri pada 29 Agustus 1937. Ia menyebut jika dirinya merupakan putri sulung dari tiga bersaudara pasangan Ahmad Mulyo-Kadirah dan mulai menginjakan kakinya di Ngawi sejak 1959. 

Ia mengawali karirnya sebagai guru di Yayasan PPS Ngrambe hingga menikah dengan Suyono (alm-red). Dari pernikahan itu ia pun terjun ke berbagai organisasi hingga partai politik.

Sejak awal katanya, ia konsisten dengan Partai Golkar yang membesarkan namanya sampai sekarang meskipun berbagai halangan harus dihadapi. Namun atas sikap konsisten dengan garis partai membuat dirinya bebas dari disharmoni yang kerap melanda partai berlambang pohon beringin dimasa transisi dari orde baru ke era reformasi.

Sebab, sebagai salah satu kader Partai Golkar yang terkenal loyalis dan mengaku lebih melihat ke masyarakat langsung daripada merebutkan status di tubuh partainya.