100 Hari Pertama, Bupati Ngawi Fokus Penanganan Covid-19 dan Recovery Ekonomi

Bupati Ngawi Ony Anwar (paling kanan)
Bupati Ngawi Ony Anwar (paling kanan)

Ony Anwar memastikan dalam 100 hari pertama setelah resmi menjabat sebagai Bupati Ngawi akan menangani kasus Covid-19 secara komperhensif.


Filosofinya tidak lain antara gas dan rem sesuai arahan Presiden Jokowi yang disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat pelantikan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota pada Jumat kemarin, (26/2). 

"Sesuai arahan Presiden yang disampaikan Gubernur Jawa Timur kemarin itu bahwa kita harus bisa gas dan rem. Gas ini dimaksudkan pemulihan ekonomi dan rem apabila terjadi lonjakan kasus Covid-19 maka kita bisa ngerem," terang Ony Anwar via selular, kepada Kantor Berita RMOLJatim,  Minggu, (28/2).

Dalam 100 hari pertama selaku kepala daerah, dirinya akan fokus pada penanganan Covid-19 serta recovery ekonomi dari semua sektor. 

Terkait pemulihan ekonomi dipastikan ada multiplier effect tentunya ada beberapa hal. Antara lain, lokasi destinasi wisata mulai dibuka, waktu operasional PKL, restoran maupun hotel akan dilonggarkan.

"Aturan seperti itu bukan kebijakan kita melainkan dari presiden yang diterjemahkan melalui PPKM skala mikro agar tidak terjadi lockdown atau PPKM secara menyeluruh. Melainkan berbasis desa bisa juga diperkecil pada tingkatan RW," jelasnya lagi.

Diakui Ony, saat ini PPKM skala mikro masih dibreakdown lingkup desa. Artinya, apabila desa berstatus sebagai zona merah atau terdapat pasien Covid-19 dengan jumlah tertentu maka diberlakukan pengetatan kegiatan masyarakat. 

Sebaliknya, jika desa menyandang status zona kuning lebih-lebih hijau dipastikan kegiatan masyarakat akan diperlonggar seperti hajatan.

Ditambahkan juga mengenai sarana infrastruktur khususnya jalan di wilayah Kabupaten Ngawi, Ony meminta kepada semua warga masyarakat untuk bersabar. Mengingat saat ini pihak pemerintah daerah masih berbijak pada strategi penanganan Covid-19. Dimana hasil refocusing dari total anggaran bersumber DAK maupun DAU hampir 52 persen diantaranya dimanfaatkan untuk penanganan Covid-19. 

"Jadi otomatis kita itu terpotong hampir Rp 110 miliar terserap untuk penanganan Covid-19," ulas Ony.

Ony mengakui dengan serapan anggaran diatas ratusan miliar rupiah diarahkan ke penanganan Covid-19 tersebut memang memangkas anggaran yang sedianya untuk perbaikan sarana dan prasarana infrastruktur seperti jalan. Hanya saja ia meminta kepada semua pihak untuk bersabar terkait kondisi jalan saat ini yang terdeteksi dibeberapa titik mengalami kerusakan.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news