Mendikbud: Guru Agama Harus Ajarkan Nilai Kemanusiaan Sejak Dini

Para guru agama diminta sejak dini mengajarkan nilai nilai kemanusiaan dan toleransi kepada anak didiknya supaya tidak ada benih permusuhan berdasarkan perbedaan dalam beragama.


Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Muhadjir Effendy, dalam surat elektroniknya, Minggu (6/5).

"Indonesia merupakan negara besar dengan jumlah penduduk muslim terbesar, saya berharap guru agama dapat berperan dalam memberikan pelajaran Islam yang rahmatan lil Alamin," tegas Muhadjir,

Muhadjir juga mengutarakan hal yang sama dalam pidato kunci dihadapan seribu dua ratus guru agama pada seminar Internasional "Tantangan Agama dan Pendidikan Karakter di Era Global" di Kota Sigli, kemarin.

Dalam seminar yang diadakan dalam rangka Hardiknas dan reuni alumni PGAN Sigli tersebut Muhadjir mengungkapkan, banyak negara eropa yang menjadi sekuler karena masa lalu agamanya yang cenderung tidak mentolerir adanya perbedaan pandangan dan menjadi bibit perpecahan yang akibatnya menyebabkan peperangan, sehingga akhirnya agama ditinggalkan.

"Banyak juga negara muslim yang mengalami perpecahan karena dilanda perang saudara seperti di Baghdad dan Suriah karena adanya perbedaan sehingga peran guru agama menjadi sangat penting dalam menjaga keutuhan bangsa,"jelasnya.

Guru agama menurut mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini, harus mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan, saling toleransi, saling manghargai sehingga menanamkan karakter yang kuat pada anak didik.

Lebih lanjut menurut Muhadjir, selama ini guru agama selalu memberikan aspek formal ibadah tetapi belum banyak menyentuh yang bersifat ruhani, padahal menurutnya hal tersebut yang menjadi pondasi anak didik untuk dapat menjiwai dan beribadah secara konsisten.

Masih banyaknya fenomena orang yang rajin beribadah tetapi melakukan korupsi dan hal buruk lainnya adalah dikarenakan belum tersentuhnya aspek ruhani.

"Banyak orang yang rajin puasa, sholat lima waktu, haji berkali kali tapi masih melakukan korupsi. Hal itu karena belum tersentuhnya aspek ruhani sehingga hanya melihat ibadah sebagai rutinitas saja," ungkapnya.

Mendikbud hadir pada acara tersebut dalam lawatannya ke Aceh untuk meninjau pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan memantau perkembangan pembangunan paska gempa 2016 di kabupaten Pidie dan Pidie Jaya.

 Dalam lawatan tersebut Mendikbud bersama Bupati Pidie dan Kepala Dinas Pendidikan Pidie dan Pidie Jaya menyempatkan untuk melihat pelaksanaan USBN di SDN 5 Pidie dan menengok SMK Bandar Baru yang telah selesai dibangun paska gempa 2016.

Dalam kunjungan tersebut Mendikbud juga membawa rombongan Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Anas M. Adam, Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Bambang Winarji, Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Khamim, Staf Khusus Menteri, Kepala LPMP Aceh, serta Kepala BP PAUD Aceh.[dzk]]