Menaker: Instruktur BLK Kita Pertimbangkan Mengunakan Model STEAM Amerika

RMOLBanten. Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menerima guru asal Indonesia yang baru saja mengikuti program tahunan Honeywell Educators at Space Academy (HESA).


Sejak 21-25 Juni 2018, para guru tersebut belajar cara-cara dan teknik mengajar yang inovatif agar lebih mampu dalam membangkitkan ketertarikan murid-muridnya dalam pelajaran sains technology dan matematika (STEM).

Para guru juga mengikuti pembelajaran intensif 45 jam di kelas, laboratori serta beragam pelatihan, dengan fokus pada eksplorasi luar angkasa.

Menaker Hanif menyambut antusias program pembelajaran yang dipaparkan oleh Presiden Direktur HESA Roy Kosasih. Bahkan Menaker telah meminta Dirjen Binalattas untuk lebih jauh membicarakan kerjasama atau bentuk dukungan Honeywell dalam program pelatihan-pelatihan instruktur di BLK-BLK Indonesia.

"Kita masih mempertimbangkan dan mencari peluang CSR dari HESA untuk memberikan pelatihan instruktur dengan mengirimkan ke AS. Selama ini Honeywell mengirim guru-guru untuk dididik STEM, jadi ada peluang bagi instruktur untuk dikirim juga ke AS," kata Hanif.

Menaker Hanif menyatakan model pelatihan  sains technology dan matematika (STEM) yang dilakukan  HESA penting bagi para instruktur. Apalagi era ekonomi digital akan mempengaruhi banyak hal dibidang ketenagakerjaan.

Industri kata Hanif, akan dipaksa bertransformasi menjadi industri model baru berbasis teknologi.  Saat ini tenaga kerja yang memiliki kapabilitas untuk memasuki era industri 4.0, industri digital yang  berkonektiviti masih sangat kurang.

"Saya telah menginstruksikan Dirjen Binallatas Bambang Satrio Lelono, Kepala Barenbang Kemnaker Khairul Anwar, dan Roy Kosasih untuk mencari format kerjasama lebih lanjut dalam pendidikan STEM tersebut."

Sedangkan Presiden Direktur HESA Roy Kosasih menyatakan pihaknya siap memberikan dukungan Kemnaker apabila  dibutuhkan untuk mendidik para instruktur menjadi trainer di BLK-BLK Indonesia. Honeywell siap memberikan sumbangsih kepada Kemnaker untuk mendukung pelatihan jangka pendek karena

Kalau memang dibutuhkan, kita akan bersumbangsih dan mendukung program pelatihan jangka pendek bagi para instruktur di BLK, ujarnya.

Roy mengungkapkan program HESA yang dimulai sejak 2013 ini bertujuan untuk membantu para guru menumbuhkan minat anak didiknya di bidang STEM. Perkembangan industri di dunia semakin hari perkembangannya ke arah teknologi yang makin tinggi dan makin cepat berubah.

"Sekarang kita bicara internet of things (IoT) dan artificial intelligence (AI). Tapi di lain pihak, kita di Indonesia seperti negara-negara lain, mengalami kekurangan tenaga ahli khususnya di bidang engineering dan teknologi," katanya. [dzk]