Pembangunan Tol Ngawi-Wilangan Rusak Jalan Warga

Pembangunan jalan tol Ngawi-Wilangan menyebabkan kerusakan sejumlah ruas jalan provinsi. Jalan rusak karena banyak kendaraan berat bermuatan bahan baku yang lewat di jalan selama proses pembangunan ruas tol tersebut.


Ruas jalan yang rusak terlihat di jalur Kecamatan Rejoso, Nganjuk hingga Bojonegoro. Komisi D meminta kontraktor pembangunan Tol Ngawi-Wilangan bertanggung jawab untuk membenahi jalan yang rusak. Mengingat dana APBD Jatim sangat minim untuk perbaikan jalan.

"Masa APBD yang akan benahi, kan dananya kecil. Apalagi kerusakan akibat truk bermuatan material bukan masyarakat,” ujar Surawi.

Komisi D juga mendorong Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga mencari solusi bersama pengembang. Jika dibiarkan, dewan menginginkan tanggung jawab ini ditagih sampai di pengadilan.

"Proyek ini merupakan join operation antara kontraktor dari luar negeri dengan BUMN,” kata politisi Partai Demokrat ini.

Ironisnya, setelah proyek tol tersebut diselesaikan, akan dilanjutkan pembangunan Bendungan Semantok yang berlokasi di kawasan Desa Tritik dan Desa Sambikerep, Nganjuk, Kecamatan Rejoso, yang juga lewat jalan provinsi di wilayah ini. Tentunya hal ini juga akan berpotensi mengakibatkan jalan rusak.

"Kami berharap ada perhatian dari pemerintah. Jangan sampai kita membangun, namun ada yang dikorbankan,” tutur Surawi.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Binamarga (PUBM) Jawa Timur, Gatot Hadi Sulistyo mengaku akan menagih pembangun tol tersebut. Dinas Bina Marga sudah sering melakukan perbaikan.

Hanya saja jalan kembali rusak karena sering dilewati truk yang melebihi batasan muatan.

Dari total 16 km jalur Saradan-Kertosono, kerusakan parah ada di sekitar 2 km. Proses perbaikan yang menghabiskan anggaran mencapai sebesar Rp30 miliar tersebut akan dikebut pada akhir Oktober mendatang.

Jalan tol seksi Ngawi-Wilangan baru diresmikan Presiden Joko Widodo pada Kamis, 29 Maret 2018. Jalan tol ini memiliki panjang 51,95 kilometer dan bagian dari ruas Ngawi-Kertosono.[aji]