Kritik pembangunan patung Bung Karno di depan Pendopo Kabupaten Blitar, di Kecamatan Kanigoro terus berlanjut. Pendirian patung yang menghabiskan anggaran Rp 1,4 miliar ini dinilai tidak berpihak pada rakyat.
- Pemkot Surabaya Sediakan Anjungan Dukcapil Mandiri: Warga Bisa Cetak KIA hingga Akta Kelahiran
- Pemkot Surabaya Terima Program TJSL dari PT SIER Senilai Rp715,2 Juta
- Bantu Banjir di Gresik, Surabaya Terjunkan Dua Alat Berat Bikin Tanggul Kali Lamong
Trijanto menilai anggaran Rp 1,4 miliar ini merupakan proyek kejar tayang dan untuk memenuhi kebutuhan segelintir orang. Ia meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengaudit pembangunan patung Bung Karno.
"Bukanya sudah terlalu banyak patung Bung Karno di Blitar, ini membuat patung lagi dengan anggaran yang besar, sedang para guru honorer masih digaji dibawa UMK," ujarnya.
KRPK akan melaporkan dugaan mark up pembangunan patung Bung Karno ini pada pihak penegak hukum. "Tentu akan KRPK laporkan jika hasil audit BPK pendirian patung ini merugikan negara," tegasnya.
Patung Bung Karno didirikan Pemkab Blitar pada Oktober lalu. Patung ini untuk penegasan bahwa Kecamatan Kanigoro merupakan pusat kota dan pusat pemerintahan Kabupaten Blitar. Patung ini menghabiskan anggaran Rp 1,4 miliar dan Rp 200 juta untuk pembangunan bantalan patung ini didirikan, sehingga total anggaran Rp 1,6 miliar.[moc/aji
- Gempa Tektonik Tuban Terasa di Lamongan, Warga Berhamburan Keluar Rumah
- Kabinda Jatim Kunker ke Bojonegoro
- Rampung, 30 Rumah Bantuan Kemensos di Lumajang Sudah Bisa Ditempati