Gelar Melasti- Umat Hindu di Surabaya Akan Sukseskan Pemilu 2019

Sebanyak 7000 umat Hindu di Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan Lamongan menggelar Melasti, sebagai salah satu rangkaian Nyepi yang jatuh Kamis (7/3).


Mereka terbagi menjadi beberapa kelompok mewakili tempat peribadatannya masing-masing, berjalan kaki sambil mengusung gulungan sesaji dan benda sakral dari Pura menuju lokasi upacara Melasti di Pantai Arafuru, Kompleks Akademi Angkatan Laut, berjarak sekitar 6 kilometer dari Pura Agung Jagat Kalana.

Makna dari upacara melasti adalah suatu proses pembersihan diri manusia, alam dan benda benda yang di anggap sakral untuk dapat suci kembali dengan melakukan sembahyang dan permohon kepada Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) lewat perantara air kehidupan (laut, danau, sungai ), dengan jalan dihayutkan agar segala kotoran tersebut hilang dan suci kembali.

"Upacara ini juga bertujuan memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar Umat Hindu diberi kekuatan dalam melaksanakan rangkaian Haru Raya Nyepi,"ujar Ketua Walaka Parisada Hindu Dharma (PHDI), Nyoman Sutantre kepada Kantor Berita pada awak media di lokasi melasti, Minggu (4/3).

Dijelaskan Nyoman, ada lima ritual yang dilakukan umat Hindu dalam Hari Raya Nyepi, yaitu Melasti yang merupakan penyucian badan kasar, kemudian keesokan harinya adalah Tawur Agung atau menyucikan badan halus.

"Hari ketiga kita nyepi, yaitu meditasi untuk membersihkan diri dan pikiran. Setelah itu kita hidup biasa untuk mewujudkan kedamaian. Lalu tahapan kelima adalah Dharma Santi yang akan dipusatkan di GOR Joyoboyo Kediri  bagi umat Hindu se-Jawa Timur pada bulan 22 April 2019 mendatang," terang Nyoman.

Nyoman menekankan pesan Hari Raya Nyepi tahun ini adalah toleransi yang harus diimplementasikan dengan nyata.
"Tahun ini adalah tahun Politik, marilah kita sukseskan Pemilu 2019 dengan saling menghormati satu sama lain meskipun berbeda pandangan, pendapat dan pilihan," ujar Nyoman.

Dari pantauan di lokasi laut Arafuru, selain melakukan persembahyangan, para pemangku peribadatan kemudian memercikkan air suci kepada seluruh umat hindu yang hadir. Setelah itu sebagian sesaji dilarung ke laut sebagai simbol penyucian diri.

Sesaji lainnya dan benda-benda sakral dari pura setelah disucikan dibawa kembali ke tempat peribadatan masing-masing.

Perayaan Nyepi tahun baru saka 1941 di Surabaya ini bertema 'Melalui Catur Berata Penyepian,Kita Sukseskan Pemilu 2019'. [aji]