Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam menilai Golkar harus lebih progresif agar bisa tetap kuat bersaing dengan parpol lain menghadapi Pemilu 2024. Selama ini, kata Surokim, dibawah kepemimpinan Airlangga, Golkar masih menjadi parpol yang konservatif.
- Brigjen Endar Datangi KPK Bawa Amplop Cokelat Berlogo Polri
- Kehadiran Kaesang di Politik Bisa Memperburuk Reputasi Jokowi
- Mahfud MD Pastikan Segera Mundur dari Kabinet Jokowi, Hanya Nunggu Waktu
Sementara itu, menurut Surokim, kandidat ketum lain, Bambang Soesatyo punya keunggulan lebih progresif dan bisa komunikasi dengan kader senior. Bamsoet juga milenial dan energik, sehingga diprediksi bisa menyasar pemilih pemula yang jumlahnya cukup besar.
"Keunggulan bamsut menurut saya adalah kemapuan komunikasi publik dan kemampuan komunikasi lintas sektor serta punya hubungan yg baik dengan senior2nya digolkar. Dari sisi performance pak bamsut juga terlihat lebih milinials dan energik. Nampak lebih fresh dan inovatif. Saya pikir itu juga menjadi nilai plus beliau," katanya.
Meski demikian, Airlangga juga dinilai punya peluang besar untuk tetap bertahan menduduki jabatan Ketum Golkar.
"Melihat apa yg selama ini terjadi di Golkar maka perebutan jabatan ketum akan sangat ditentukan salah satunya oleh posisi dan jabatan publik yang dipegang oleh kandidat yg bersangkutan," pungkasnya.[bdp
- Pengurus DPD Demokrat Jatim Datangi PTUN Surabaya Minta MA Tolak PK Moeldoko
- Tuai Kritikan, Panelis Debat Capres Tidak Bahas Jabatan Ketum Parpol
- Cak Imin Yakin Jusuf Kalla Dukung AMIN