Meski Tiga Kali Ganti Ketum- Airlangga Mampu Naikkan Elektabilitas Golkar

Partai Golkar selama periode 2014-2019 mengalami pergantian ketua umum sampai tiga kali. Namun demikian, hanya Partai Golkar yang tetap bertahan di posisi dua besar parpol pemenang pemilu 2019. Ini adalah prestasi yang patut diapresiasi.


"Raihan 85 kursi pada Pemilu 2019 bukan sembarang prestasi," kata Sya’roni.

Pada Munaslub 2017 lalu, Airlangga Hartarto terpilih secara aklamasi untuk memimpin Partai Golkar. Waktu konsolidasi yang dimilikinya sangat mepet. Pemilu 2019 sudah di depan mata.

"Prestasi yang ditorehkan Airlangga yang memimpin Partai Golkar selama 2017-2019, pantas diapresiasi," tambah dia.  

Menurut Sya’roni, kerja keras Airlangga secara konsisten mampu menaikkan elektabilitas Golkar yang sempat terpuruk. Pada November 2017, elektabilitas Golkar menurut survei Poltracking hanya dikisaran 10,9 persen. Kasus korupsi yang menyeret Setya Novanto sangat memukul citra Golkar.

Di bawah kepemimpinan Airlangga, Golkar mampu meraih 12,31 persen suara pada Pemilu 2019. Melonjak drastis dibanding elektabilitas tahun 2017, sebelum dipimpin Airlangga.

"Atas prestasi tersebut dan atas kepiwaian Airlangga dalam menakhkodai Golkar, maka sudah selayaknya bila kepemimpinannya dilanjutkan," ujar dia.

Sya’roni juga melihat, selama kepemimpinan Airlangga, dinamika politik di Partai Golkar sangat kondusif. Airlangga mampu merangkul semua faksi.

"Dan hebatnya lagi dalam pencalegan Pemilu Legislatif 2019, Airlangga mengakomodir 133 caleg milenial dari 573 caleg DPR yang diajukan Golkar," tandas Sya’roni.[aji]