Presiden Joko Widodo diminta untuk berbicara dengan DPR jika ingin serius memindahkan ibukota negara ke Kalimantan Timur.
- Bawaslu Ingin Pilkada Ngawi Aman Dari Covid-19
- Hadapi Era Industri 4.0, Presiden Jokowi Minta Bantuan Angela Markel Dukung Pengembangan SDM Indonesia
- Pemerintah Indonesia Tetapkan Idul Fitri 1445 H Jatuh pada 10 April Besok
"Udah dibicarakan belum sama DPR? Jangan-jangan ini kaya Esemka, cuma khayalan," ujar Ketua DPP Partai Gerindra, Desmond Junaidi Mahesa di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (29/8).
Sebagai kepala negara, lanjut wakil ketua Komisi II DPR ini, Jokowi tidak seharusnya memaksa publik ikut dengan cara berpikirnya.
Tetapi, kebijakan yang akan dia umumkan seharusnya sudah dikaji dan dibahas bersama parlemen.
"Zaman Soeharto saja tidak seperti ini gitu lho. Ada apa dengan Jokowi? Jangan-jangan Esemka, Esemka saja khayalan. Yang jadi soal hari ini, saya sebagai orang Kalimantan seneng gitu lho (ada rencana pindah ibukota), tiba-tiba ketipu. Nah ini jadi soal," jelasnya.
Untuk itu, kata Desmond, terkait dengan rencana pemindahan ibukota, Jokowi harus lebih banyak belajar lagi dari para pendahulunya. Jangan menebar angin kepada rakyat sendiri.
"Kami tidak mengkritik dalam konteks ibukota baru. Tapi kami mengkritik kalau ini khayalan yang tidak konkret," tukasnya.[aji
- Tegaskan Tidak Ada Penundaan Pemilu, Ketua Bawaslu RI: Itu Cuma Isu di 2022
- Pertemuan Elite Gerindra dan PKB Bahas Koalisi untuk Menang Pemilu 2024
- Pandemi Jadi Alasan Revisi UU KUP Tidak Bisa Diselesaikan Dalam Waktu Dekat