Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera memastikan partainya tidak ikut-ikutan menggunakan jasa buzzer media sosial. PKS, sambungnya, hanya mengandalkan jejaring kader yang saling terikat.
- Kampanye Dimulai Besok, Emil Dardak Instruksikan Kader Demokrat Jatim Sosialisasikan Prabowo-Gibran
- Kepemimpinan Airlangga Jadi Kunci Rhoma Irama Gabung Golkar
- 38 Ketua DPD I Golkar Kompak Berpegang pada Keputusan Munas dan Rapimnas Soal Pemilu 2024
"Di PKS, kami tidak mengenal buzzer, apalagi yang berbayar. Di PKS mengoptimalkan jejaring kader, yang disebut Relawan Digital, Redi. Paket data mereka dari kantong-kantong mereka sendiri,†tegasnya dalam akun Twitter pribadi, Senin (7/10).
Redi PKS, lanjutnya, juga memiliki latar yang mumpuni. Mereka umumnya telah menempuh jenjang pendidikan yang disebut sekolah digital. Jenjang itu ada di tingkat DPP, DPW sampai DPD bahkan DPC.
"Mempelajari UU ITE, produksi konten positif, humas produktif dan lain-lain,†terangnya.
Mardani memastikan Redi PKS bekerja secara organik dan terstruktur mengikuti komando di tingkat pusat. Sementara isu utama yang dimunculkan dalam kanal sosmed Redi PKS adalah marketing partai. Mulai dari kinerja anggota dewan dan kepala daerah, hingga kontra demarketing atau melawan hoax. Termasuk, isu-isu keumatan, dakwah, dan isu sosial.
"Jumlah kader dan simpatisan aktif sekitar 2 juta orang, 10 persennya bermain sosial media berbagai kanal, kami ingin mewarnai socmed dengan kebaikan-kebaikan, moto kami ayo posting positif,†tutupnya.[aji]
- SMI Ajak Utang ke Bank, Said Abdullah: Sektor Usaha Bisa Jadi Champion
- Amin Ina Pastikan Maju di Pilwali Kota Probolinggo
- Ali Sadikin Layak Sandang Pahlawan Nasional