15 Warga Probolinggo Terjangkit DBD

Jumlah penderita DBD di pertengahan Januari 2020 di Kabupaten Probolinggo mencapai 15 kasus. Angka ini lebih rendah dari kasus yang terjadi pada tahun lalu. Meski demikian, pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo  gencar melakukan upaya pencegahan sejak 3 bulan.


“Kami tidak menganjurkan fogging. Sebab fogging itu dilakukan bila situasi atau populasi nyamuk tidak dapat dikendalikan lagi. Kami tidak mau masyarakat berpikir bahwa fogging menyelesaikan masalah demam berdarah. Fogging itu hanya memberantas nyamuk dewasa, namun jentiknya masih hidup. Pencegahan paling efektif bisa dilakukan melalui gerakan PSN 3M Plus,” Jelas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dr Anang Budi Yoelijanto, pada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (21/01).

Menurut dr Anang, pihaknya berharap agar warga selalu aktif melakukan PSN 3 M Plus. PSN 3M Plus ini diantaranya, menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air, menutup rapat tempat-tempat penampungan air dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah.

“Kami berharap dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M Plus bersama-sama dengan masyarakat, mudah-mudahan angka kejadian DBD di Kabupaten Probolinggo bisa ditekan,” terangnya.

Anang menerangkan, DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini sulit ditemukan di tempat yang kotor karena mempunyai kebiasaan menyukai tempat yang bersih. Lamanya masa inkubasi DBD adalah 3-4 hari. Penderita tidak langsung sakit ketika terkena gigitan nyamuk Aedes Aegypti, karena berkaitan dengan daya tahan tubuh penderita.

“Demi mencegah penyebaran penyakit DBD, penanganan 3M Plus harus digalakkan dan pemberian larvasida pada tempat-tempat penampungan air. Silahkan masyarakat bisa minta di puskesmas secara gratis. Mari bersama-sama kita cegah dan berantas DBD di Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya.