Temui Pengungsi Banjir Jember, Khofifah Pantau Pembuatan Bronjong

Medan yang terbilang berat dilalui Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk melihat langsung warga yang mengungsi akibat banjir di Dusun Gendir, Dusun Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember. Banjir yang melanda Sabtu sore (1/2) menyapu rumah warga.


Gubernur Khofifah tidak sendiri. Dalam perjalanan Minggu siang (2/2), ia didampingi Bupati Jember Faida dan Kapolres Jember Alfian Nurrizal.

Mantan Menteri Sosial tersebut memantau langsung proses pembuatan bronjong sebagai langkah untuk mengatasi pengikisan plengsengan sungai akibat banjir agar tidak diikuti dengan longsor dan juga tanah ambles.

Bronjong tersebut dibangun sepanjang 130 meter dan dengan lebar 5 meter di sepanjang Kalijompo. Bronjong dibuat dari susunan kawat yang diisi dengan bebatuan agar menguatkan tepi sungai. Tak hanya hanya itu, penguatan tepi sungai ini juga ditambah dengan sandbag dari Pemprov Jatim dan Balai Besar PUPR .

"Saya ucapkan terima kasih, tadi saya lihat pembangunan lapisan bronjong ini cepat sekali dikerjakan. Kecepatan ini sangat penting untuk menjadi keberseiringan psychosocial therapy. Kalau mereka melihat jalan sudah bisa dilewati, maka rasa aman akan dirasakan dan recovery akan bisa sangat terbantu," kata Khofifah.

Bronjong tersebut dibangun bersama TNI, Polri, tim BPBD kabupaten maupun provinsi. Ditargetkan dalam waktu lima hari ke depan seluruh bronjong sepanjang 130 meter lengkap dengan sandbag sudah terpasang.

"Sebelum kami ke sini, kita melakukan rapat koordinasi, hadir dalam forum itu juga BBPJN dari Kementerian PU-PR. Kita ingin melihat jika ada langkah yang bisa kita ambil terkait kemungkinan tanggul yang harus ditinggikan agar bisa dilakukan langkah antisipasi, lalu juga beberapa plengsengan yang butuh perbaikan fisik,” ujar Gubernur Khofifah.

Tanggul yang butuh ditinggikan maka akan dibantu untuk ditinggikan. Begitu juga dengan rumah warga yang mengalami kerusakan akibat adanya banjir bandang. Pasalnya ada sejumlah rumah yang mengalami kerusakan dan longsor akibat terkena banjir bandang.

"Ada rumah warga yang tertimbun, ada yang dapurnya kena longsoran saya minta diidentifikasi supaya setelah tanggap darurat bisa langsung rekonstruksi dilakukan," kata Gubernur Khofifah lag. Pemprov Jatim juga akan memberikan bantuan berupa bahan bangunan untuk kepentingan rekonstruksi tersebut.

Saat di lapangan, jalan yang terputus memang tidak bisa dilalui. Untuk bisa menuju ke lokasi pengungsian, gubernur dan juga rombongan harus berjalan kaki dan juga disambung dengan menggunakan kendaraan khusus. Hal itu dilakukan agar bisa berdialog dan juga menyapa para pengungsi yang ada di lokasi pengungsian.

Di lokasi tersebut Khofifah berkesempatan untuk berdialog langsung dengan warga yang mengungsi. Mereka bahkan satu persatu mengutarakan kondisi rumah mereka yang rusak dan juga terendam lumpur.

Pada para warga yang mengungsi, Khofifah turut menyerahkan bantuan berupa makanan, pakaian, selimut dan juga perlengkapan lain yang dibutuhkan sekaligus mengajak bersholawat.

Di sisi lain Khofifah meminta agar anak-anak yang besok harus sekolah tetap bisa sekolah. Untuk itu ia berterima kasih pada Bupati Jember yang berkenan menyediakan transportasi antar jemput bagi anak-anak yang harus sekolah.

Reboisasi dan Semai Biji Lewat Udara

Gubernur Khofifah menjelaskan, penyebab adanya banjir bandang ini utamanya adalah adanya kebakaran hutan di musim kemarau lalu yang menyebabkan hutan di Argopuro mengalami gundul.

Sehingga saat hujan turun dengan intensitas tinggi, ekosistem yang ada tak mampu menjadi penahan air sehingga terjadi banjir bandang.

"Cuaca ekstrem harus menjadi hal yang diwaspadai kita semua. Argopuro, Raung juga di Bondowoso masuk di antara 7 gunung di Jatim yang saat musim kemarau kemarin mengalami karhutla (kebakaran hutan dan lahan) cukup luas," ulas Khofifah.

Oleh sebab itu pihaknya sudah mengajak Perhutani maupun PTPN untuk sama sama memaksimalkan reboisasi yang masif. Sehingga bisa mengembalikan lingkungan yang gundul kembali menjadi hijau.

"Selain itu kami dari Pemprov dengan instansi vertikal juga tengah menyiapkan gerakan tabur biji dari udara. Gerakan ini sudah disiapkan Dinas Kehutanan. Karena tidak hanya tabur biji tapi biji itu sementara harus disemai, nah ini sedang dilakukan persiapannya karena kita harus menghitung lahan yang harus kita tanam biji. Semoga ini menjadi bagian perluasan reboisasi yang bisa kita maksimalkan,” demikian Khofifah.