Lega, Mahasiswi Asal Probolinggo di China Akhirnya Bisa Sungkem Ibunya

Orang tua dan keluarga Lutfia Ambarwati (20), warga Desa Gending, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, bisa bernafas lega. Lutfia Ambarwati yang tengah menuntut ilmu di Huaqiao University Xiamen China, akhirnya bisa pulang ke kampung halaman lantaran saat ini kondisi di China semakin tidak kondusif dengan penyebaran virus Corona yang makin masif.


Ambar telah sampai di rumahnya dan disambut oleh keluarganya. Sebelumnya dikabarkan, Ambarwati sempat tak bisa pulang lantaran kesulitan biaya. Ia bertahan di China dengan penuh kekhawatiran karena virus Corona yang terus menyebar.

Sesampainya di Indonesia dan mendarat di Bandara Juanda Internasional Surabaya, pada Senin 3 Februari 2020, dia kemudian dilakukan pemeriksaan suhu tubuh oleh tim medis Kesehatan Pemkab Probolinggo bersama sejumlah rombongan lainnya.

Namun, mahasiswa semester 3 ini, tiba dirumahnya pada Rabu (05/02) sekitar pukul 11.30 WIB, setelah melewati proses Observasi di RSUD Waluyo Jati Kraksaan selama 3 hari. Oleh tim kesehatan, dia dinyatakan tidak terdeteksi Virus yang ramai menjadi perbincangan publik saat ini.

Alumni MAN 2 Probolinggo ini menceritakan, ia pulang bersama rombongan WNI lainnya. Jumlah WNI yang pulang sendiri menurutnya cukup banyak. Di pesawat komersial yang ia tumpangi, hampir separuhnya merupakan WNI.

“Alhamdulillah, saya sampai di rumah dengan selamat dan langsung bertemu dengan keluarga. Alhamdulilah saya dalam kondisi sehat pak,"jelas Ambarwati pada Kantor Berita RMOLJatim saat ditemui di rumahnya.

Dirinya memutuskan pulang lantaran melihat kondisi di China yang semakin tidak kondusif lantaran penyebaran virus Corona beberapa waktu terakhir ini. Meski asrama di mana dia tinggal cukup jauh dengan Wuhan, namun dampak penyebaran virus Corona cukup membuatnya ngeri.

Salah satunya ialah larangan untuk bepergian ke luar asrama. Toko-toko di sekitar asrama pun terpaksa tutup sehingga kota tempatnya tinggal itu pun sangat sepi saat ini.

“Jika ke Wuhan perlu waktu sekitar 22 jam perjalanan menggunakan kereta api. Tapi saya masih belum pernah ke Wuhan pak. Sekarang di sekitar asrama sepi karena ada larangan untuk keluar dari pemerintah,” ujarnya.

Dengan adanya kabar penyebaran virus Corona, dirinya merasa sangat was-was saat keluar asrama. Saat dirinya pulang, sudah ada warga kota tersebut yang terjangkit virus Corona. Sedikitnya ada sekitar 16 orang hingga saat ini yang sudah terjangkit.

Hal itu pun menjadi alasan dirinya untuk kemudian teguh memilih sementara pulang ke kampung halamannya. Setibanya di bandara, ia langsung diminta untuk menjalani pengecekan kesehatan, yaitu pengecekan suhu badan dan pengecekan tekanan darah.

“Banyak sekali yang pulang, hampir setengahnya berisi orang Indonesia yang berkuliah di China. Tidak hanya di China saja pengecekan juga dilakukan saat transit di Kualalumpur,” imbuh dia.

Disinggung mengenai kemungkinan dirinya kembali ke China, Ambarwati belum mengetahui kapan akan bisa kembali melanjutkan kuliah. Karena sampai saat ini belum ada informasi pasti kapan perkuliahan dimulai.

“Infonya kan tanggal 17 Februari sudah masuk kuliah, tetapi kalau ada kejadian seperti ini belum tahu akan masuk kapan. Masih menunggu informasi lanjutan,” ujarnya.

Sementara itu, Ibu Ambarwati, Suprapti merasa lega anaknya bisa pulang ke rumah dan bisa berkumpul bersama keluarga kembali. Terlebih, Ambarwati pulang dalam keadaan sehat. Selama beberapa waktu terakhir ini, ia selalu dilanda rasa khawatir karena berita penyebaran virus Corona yang begitu massif.

“Seneng anak saya akhirnya bisa pulang, Alhamdulillah sehat,” pungkasnya.