Cegah Indikasi Tawuran Dengan Operasi Ponsel Milik Pelajar

Operasi pemeriksaan ponsel atau gawai milik pelajar SMP di Surabaya menurut Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Irvan Widyanto lantaran berkaca dari pengalaman beberapa waktu lalu.


Melalui ponsel yang disita dari para pelajar tersebut, pihaknya dapat mengetahui adanya indikasi tawuran yang akan dilakukan mereka. Sehingga hal ini kemudian bisa langsung dicegah dan diantisipasi.

“Ibu Wali Kota juga memerintahkan kepada kami bersama beberapa OPD untuk melakukan razia sweeping HP, khususnya siswa SMP,” kata Irvan dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (11/2).

Di samping melakukan pemeriksaan ponsel milik pelajar sekolah, pihaknya juga rutin menggelar patroli di beberapa titik yang dinilai rawan aksi kejahatan. Patroli ini melibatkan jajaran kepolisian serta TNI. 

“Kami sangat terbantu bersama dengan beliaunya. Kita melakukan patroli setiap malam,” katanya.

Tak hanya itu, Irvan menyebut jajaran di tingkat kelurahan dan kecamatan, juga getol melakukan patroli rutin bersama. Mereka menggelar patroli bersama jajaran polsek dan koramil setempat.

“Sasaran kita warung-warung yang terindikasi menjual miras, kemudian warkop (warung kopi) yang kita sinyalir mereka menjadi tempat nongkrong para ananda (pelajar) kita ini,” pungkasnya. 

Seperti diberitakan Pemkot Surabaya melakukan pemeriksaan ponsel milik pelajar SMP di Surabaya. 

Operasi itu bertujuan untuk mencegah adanya konten-konten negatif ataupun indikasi adanya tawuran antar pelajar sekolah.

Dalam pemeriksaan ponsel milik pelajar SMP ini melibatkan beberapa OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Pemkot Surabaya. Yakni, Dispendik, Satpol PP, Dinas Pengendalian Pendudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A), dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Surabaya.

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan di beberapa sekolah, ditemukan berupa konten-konten negatif di ponsel milik para pelajar. 

Sedangkan untuk indikasi yang mengarah ke tawuran, tidak ada. 

Kegiatan pemeriksaan ponsel milik pelajar ini akan dilakukan secara bertahap di beberapa sekolah SMP Surabaya. 

Baik itu negeri maupun swasta. Setidaknya, masing-masing OPD menerjunkan dua orang personil dalam setiap kegiatan operasi. 

Dalam sehari ada empat sekolah, dan operasi ponsel disekolah ini akan dilakukan sampai pertengahan Maret.