Sebanyak 43 atlet paralayang dari 109 peserta yang mengikuti evet Festival Paralayang Liga I Seri I di Ngawi, tidak direkomendasikan terbang. Menyusul lokasi landing atau titik pendaratan tidak memenuhi standart atau kurang memadai.
- Petrokimia Gresik Resmi Jadi Sponsorship Klub Berjuluk Kebo Giras, Gresik United Kian Pede Tatap Laga 12 Besar
- Laga Pro Academy U 16, Persiraja Banda Aceh Tahan Borneo FC 1-1
- Jatim Target Tuan Rumah PON XXII
Syalikhul Imam, penanggungjawab event paralayang dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) mengatakan, sekitar lokasi titik pendaratan belum steril sepenuhnya. Terutama banyaknya pohon tinggi maupun antena yang cukup membahayakan para atlet paralayang.
"Kurang memadai lokasi pendaratanya padahal sebelum event digelar saya sudah mengintruksikan beberapa pohon yang tinggi harus ditebang. Sayangnya tidak direspon sampai event digelar," terang Syalikhul Imam, Sabtu, (15/02).
Seperti diketahui festival paralayang yang pertama kalinya digelar di Ngawi tersebut antara 14-16 Februari 2020 dilaksanakan dilokasi kebun teh Jamus, Desa Wonosari, Kecamatan Sine. Festival itu sendiri dimotori langsung Disparpora Kabupaten Ngawi.
Sementara itu Eddy Warisal atlet paralayang dari Jayapura Papua menerangkan lokasi take off di kebun teh Jamus cukup bagus daripada tempat lainya. Selain didukung panorama alam cuacanya pun sering berubah. Hal itulah yang membuat dirinya merasa ada tantangan tersendiri.
- Indra Sjadri Gantikan Shin Tae-yong Tangani Tim Indonesia U-22 di SEA Games 2023
- Timnas U-17 Imbang Lawan Ekuador, Bima Sakti: Ini Hasil Kerja Keras Pemain
- Persani Buka Pendaftaran Bakal Calon Ketua Umum 2023-2027