Kesejahteraan Masyarakat Meningkat, Jumlah KPM di Jombang Menurun

Jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kabupaten Jombang mengalami penurunan. Hal itu dikarenakan sejumlah program sosial yang terdistribusi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


Di Tahun 2019 jumlah Keluarga Penerima Manfaat ini mencapai 110 ribu, sedangkan pada tahun 2020 angka KPM menurun menjadi 85 ribu. Dengan demikian, penurunan penerima tersebut menjadi bagian adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Bupati Jombang, Mundjidah Wahab mengatakan bahwa jumlah KPM tahun ini mengalami penurunan sampai dengan 25 ribu, yakni dari 110 ribu di Tahun 2019 berkurang menjadi 85 ribu, data pembaharuan ini setiap enam bulan sekali dilakukan pembaruan oleh petugas dilapangan.

"Tahun 2019 KPM ada 110 ribu, sedangkan pada Tahun ini menjadi 85 KPM, data pembaruan update setiap enam bulan sekali," beber Mundjidah dikutip Kantor Berita RMOLJatim usai Sosialisasi dan Launching Program Sembako di Ruang Bung Tomo Pemkab Jombang, Selasa, (18/2).

Berkurangnya angka KPM di Kabupaten Jombang ini dipengaruhi oleh dua hal yakni secara alami berdasarkan hasil survey petugas. Selain itu, jumlah penerima program sosial di Jombang ini juga karena faktor exit program (graduasi).

"Adanya program stikersisasi yang sudah dilaksanakan tahun lalu, dimana penyaluran bantuan ini akan tepat sasaran," harap Bupati Jombang.

Terkait penyaluran dan mekanisme, Bupati Jombang menambahkan jika penyaluran Program Sembako ada tambahan paket yakni berupa daging ayam. Total bantuan yanh diterima sebesar Rp 150 ribu. Sehingga Penerima manfaat tidak hanya menerima beras dan telur, akan tetapi akan ada tambahan berupa satu kilogram daging ayam.

"Ada beras 10 Kg, daging ayam 1 Kg, dan juga telur sekitar 14-16 biji, sesuai dengan harga yang tertera di pasaran. Dengan adanya paket bantuan ini diharapkan kecukupan gizi mereka akan terpenuhi," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jombang, Moch Saleh menambahkan bahwa ada penambahan komoditi pada Program Sembako pada tahun 2020 ini yang dilakukan secara bertahap yakni pada bulan Februari berupa komoditi daging ayam.

"Secara keseluruhan, komoditi ini rentan adanya masalah seperti kadaluwarsa, maka itu kita harus hati-hati. Di setiap daerah berbeda-beda, dan akan disesuaikan dengan potensi lokal daerah," pungkasnya.