Ini Penyebab Angka Kemiskinan Kabupaten Probolinggo Nomor 4 di Jatim

Kepala BPS Kabupaten Probolinggo, Bagus Sunggono mengatakan, banyak faktor yang mempengaruhi melejitnya angka kemiskinan di Kabupaten Probolinggo, sehingga nomor urut 4 di Jawa Timur.


“Dua faktor utama penyumbang angka kemiskinan adalah konsumsi beras dan rokok atau tembakau. Rata-rata konsumsi beras per kepala di Kabupaten Probolinggo sebanyak 7 kilo gram per bulannya,” kata Kepala BPS Kabupaten Probolinggo, Bagus Sunggono, seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim saat di Islamic Center Kota Kraksaan, Kamis (27/02) siang.

Menurutnya, saat ini konsumsi beras di Kabupaten Probolinggo termasuk ekstrim. Dikatakan ekstrim, karena lebih banyak konsumennya serta harga beras yang melambung.
Dengan kondisi itu, makanan pengganti berupa beras jagung bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Lantaran masyarakat di Kabupaten Probolinggo perharinya mengkonsumsi beras 2 ons.

“Karena beras jagung harganya relatif murah. Karena pada kenyataan dari survey lapangan, beras 2 ons dan jagung 1 ons, yang seharusnya beras 1 ons dan jagung 1 ons. Jadi konsumsi beras di Kabupaten Probolinggo terbilang masih tinggi,” paparnya.

Selain itu, konsumsi rokok di Kabupaten Probolinggo cukup tinggi. Bahkan, satu orang warga Kabupaten Proboling merokok 42,38 batang per bulannya.

“Kami mohon kepada Pemerintah Kabupaten Probolinggo, agar kiranya memantau dan tidak membiarkan harga beras menjadi liar. Begitupun juga dengan konsumsi rokok,” tutur dia.

Sebelumnya di beritakan, BPS Jatim menetapkan hasil statistik data kemiskinan kabupaten/kota se-Jawa Timur, beberapa hari lalu. Dari hasil data akhir 2019, Kabupaten Probolinggo menjadi daerah termiskin keempat di Jawa Timur dengan angka 17,76 persen.

Sementara kabupaten dengan angka kemiskinam tertinggi adalah Kabupaten Sampang dengan angka 20,71, disusul Kabupaten Sumenep, dengan angka kemiskinan 19,48 dan di bawahnya ada Kabupaten Bangkalan, dengan angka kemiskinan 18,9.