Dua WNI Positif, Golkar Imbau Warga Surabaya Jangan Panik

Menyusul pernyataan Presiden Joko Widodo terkait dua warga negara Indonesia di Jakarta positif terpapar virus corona, anggota dewan Komisi D DPRD Kota Surabaya dr. Akmarawita Kadir minta warga Surabaya tidak panik.


Menurut Akmarawita, warga bisa mengantisipasi dengan pola kebiasaan bersih dan menjaga daya tahan tubuh.

Ia juga mendesak pemerintah untuk lebih waspada dalam melakukan pemantauan terhadap warga negara asing yang hilir mudik ke Indonesia khususnya Surabaya.

"Kita harus memperketat jangan sampai kecolongan seperti dua orang WNI di Jakarta," ujar dokter alumnus Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (2/3) kemarin.

Politikus Partai Golkar ini mengimbau, warga Surabaya menjaga kewaspadaan namun tanpa perlu rasa kepanikan yang berlebihan. Dia yakin, masyarakat sudah mulai menyadari apa tindakan yang harus dilakukan mengingat sosialisasi lewat pemerintah dan kalangan luas terus didengungkan.

"Sebenarnya himbauan sudah kita koordinasikan dengan pemerintah kota Surabaya (dinas kesehatan) lewat sosmed dan sebagainya. Masyarakat juga sudah banyak menggunakan masker dan cuci tangan di setiap kesempatan. Handsanitizer juga banyak disediakan," urai Akmarawita.

Menurut saudara kandung politisi Adies Kadir ini, kepanikan masyarakat justru bisa berdampak buruk bagi ketahanan tubuh mereka. Terlebih daya tahan tubuh juga diperlukan di tengah cuaca basah saat ini yang membuat beberapa orang terserang penyakit.

"Jangan sampai panik, karena kepanikan berlebihan atau ketakutan menyebabkan ketahanan tubuh alami turun dan mudah sakit," tegasnya.

Akmarawita menjelaskan, ketahanan tubuh bisa diperoleh dengan cara berolahraga teratur dan memakan asupan bergizi yang sarat dengan zat antioksidan dan Vitamin C, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Dianjurkan juga mengonsumsi jamu tanaman obat seperti temulawak dan kunyit. 

Seiring dengan itu, diharapkan juga bisa segera ditemukan vaksin penyembuhan untuk menangkal virus jenis baru ini. Kendati upaya itu membutuhkan waktu bertahap.

"Sementara vaksin belum pasti ditemukan karena masih perlu dilakukan penelitian. Makan bergizi dan olahraga untuk menguatkan antibodi kita. Minum jamu-jamuan seperti curcuma atau temu lawak dan kunyit," pungkasnya.