Wakil Ketua KPK Sebut Pelayanan Publik Siola Tutup Peluang Korupsi

Kunjungan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia (RI), Lili Pintauli Siregar di Kota Pahlawan disambut hangat oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Kamis (5/3).


Rombongan KPK itu mampir di Mal Pelayanan Publik Siola, Jalan Genteng Kali, Kecamatan Bubutan Surabaya.

Selama rombongan KPK berada di sana, Risma tampak antusias menunjukkan berbagai pelayanan yang tersedia. 

Mulai dari berbagai pelayanan publik di lantai satu, hingga Command Center (CC) 112 yang terletak di lantai dua. 

Di kesempatan itu, Risma memaparkan pelayanan pengaduan masyarakat yang dapat ditangani secara cepat.

Setelah berada di CC Room 112 sekitar 10 menit, wali kota yang menjabat sebagai presiden UCLG Aspac ini mengajak rombongan KPK naik di Lantai 3. 

Di situlah, Wakil Ketua KPK melihat pemberdayaan pemuda melalui start up di Koridor Co-working space.

Dalam kesempatan itu, Kunjungan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia (RI), Lili Pintauli Siregar, memuji Mal Pelayanan Publik ini. 

Ia menilai, fasilitas yang disediakan Pemkot Surabaya sangat menginspirasi dan menjawab berbagai persoalan.

“Dari bawah tadi lihat soal fasilitas, informasi, sumber daya manusia, ketepatan, kecepatan itu sudah berjalan. Karena ini sudah saya lihat sangat bagus,” kata Lili Pintauli Siregar dalam keterangan yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Jum'at (6/3).

Menurut dia, seharusnya masing-masing pemimpin daerah bisa melakukan studi banding di Surabaya. 

Meskipun sejauh ini sudah banyak kepala daerah yang studi banding ke Surabaya, namun belum ada yang semaksimal seperti Surabaya.

"Sayangnya kita belum bisa melihat banyak keinginan kuat untuk melakukan tindak pencegahan korupsi secara maksimal seperti yang ada di Surabaya ini,” ungkap dia.

Salah satunya adalah layanan perizinan. Lili menyebut, perizinan di Surabaya ini sistemnya sudah menutup peluang terjadi korupsi. 

Bahkan, gedung Siola ternyata memberikan ruang bagi generasi muda untuk mengkreasikan diri dan menciptakan lapangan kerja baru.

“Gedung (Siola) ini sangat lengkap sekali. Di sini generasi muda pun bisa mengkreasikan dirinya dan menciptakan lapangan kerja bagi dia dan temannya,” ujarnya.

Bahkan, perempuan yang memiliki latar belakang advokat ini menilai, pelayanan e-KTP juga sangat efektif di Surabaya. 

Bahkan, dia menyebut, di beberapa wilayah persoalan pengurusan e-KTP juga masih jadi masalah. 

“Kita tidak bisa mengatakan hal apapun dan tidak punya saran karena saya lihat sudah sangat bagus,” tegasnya.

Sementara itu, Risma mengaku akan sangat memperhitungkan saran dan masukan dari KPK.

Seperti awal ide membuat CC 112 ini bermula dari masukan KPK beberapa tahun lalu. Saat itu, ada jalan di Surabaya yang rusak.

"KPK yang mencetus ini. Meskipun ada handy talky (HT) tapi hanya terbatas pengaksesnya. Masyarakat tidak bisa. Akhirnya kita buat 112 agar masyarakat bisa mengadu,” pungkasnya.