Pameran lukisan tunggal kembali digelar oleh pelukis realisme sosial Yayak Yatmaka. Kali ini pameran yang dibalut tema “Semua Orang Itu Guru” digelar di Galeri AJBS Creative World, Jalan Ratna No. 14 Ngagel, Surabaya.
- Warga Probolinggo Meninggal Dunia di Objek Wisata Sragen, Polisi Ungkap Penyebabnya
- Reuni 212 Dihadiri Titiek Soeharto, Slamet Maarif: Selamat Datang Keluarga Besar HM Soeharto
- Digelar Malam Ini, Doa Untuk Rachmawati Soekarnoputri Akan Dihadiri Akademisi Hingga Politisi
Ekonom senior dan mantan Menko Perekonomian Dr. Rizal Ramli, membuka acara itu pada Minggu sore (8/3). Selain RR, (panggilan akrab Rizal Ramli), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga hadir dalam pembukaan pameran.
Yayak Yatmaka adalah sahabat lama Rizal Ramli.Dia punya beberapa nama panggilan. Dari Yayak Iskra, Yayak Kencrit, Yayak Yatmaka, juga Ismaya. Nama asli pria kelahiran Jogjakarta tahun 1956 ini adalah Bambang Adyatmaka. Seperti Rizal Ramli, Yayak juga pernah menuntut ilmu di Institut Teknologi Bandung (ITB), dan sudah dikenal sebagai aktivis gerakan sosial sejak tahun 1978. Yayak pernah melarikan diri dan tinggal di Jerman selama 20 tahun karena dikejar pemerintahan Orde Baru.
Indonesianis Benedict Anderson juga memuji daya tarung Yayak Yatmaka menghadapi rezim Orde Baru masa itu. Dalam sebuah catata, Ben Anderson menilai Yayat Yatmaka layak disebut sebagai pelanjut dari pelukis relisme sosial lainnya, Agustin Sibarani, yang salah satu karya monumentalnya adalah lukisan Sisingamangaraja XII yang pernah ada di uang pecahan Rp 1.000.
Dalam sambutan ketika membuka pameran lukisan tadi, menurut Rizal Ramli, sebagai pelukis realisme sosial Yayak berani memberikan warna yang jauh lebih hidup dibandingkan lukisan karya pelukis lain untuk genre itu.
“Yayak adalah pelukis realisme sosial. Seperti halnya almarhum Semsar Siahan, Diego Rivera, David Alfaro. Warna-warna lukisan Yayak jauh lebih hidup, lebih colourfull dari lukisan tradisional realisme sosial,” ujar Rizal Ramli seperti dikutip dari Kantor Berita RMOL, minggu (8/3).
Dia menambahkan, keberanian Yayak memvisualisasikan persoalan yang terjadi di tengah masyarakat, kemiskinan, korupsi, dan beragam bentuk ketidakadilan lainnya itulah yang pernah membuat Yayak harus berurusan dengan kekuasaan di era lalu. Setelah zaman berganti, Yayak tak lantas berubah. Karya-karyanya tetap mengisyaratkan hal yang sama: ketidakadilan yang dialami rakyat kebanyakan.
“Lukisan Yayak kuat pesan realisme sosialnya, tapi dengan warna cerah, tetap memberi warna optimisme. Dengan karakter dan garis kuat, lukisan-lukisan Yayak adalah potret Indonesia dari masa ke masa,” kata Rizal Ramli lagi.
Dia menambahkan, kebanyakan pelukis, seperti Van Gogh, Hendra Gunawan, dan lain sebagainya mengalami kehidupan yang susah dalam kemiskinan. Baru setelah meninggal biasanya lukisan-lukisan mereka diakui dan sangat mahal.
“Mudah-mudahan nasib Yayak akan jauh lebih baik,” demikian Rizal Ramli.
Pameran lukisan karya Yayak Yatmaka akan berlangsung sampai hari Minggu, 22 Maret 2020. Pameran lukisan ini juga diisi berbagai kegiatan seperti workshop melukis dan cukil kayu, serta temu kerakyatan kolektif.
- Korban Bencana Cianjur Terus Bertambah, Relawan dan Organisasi Kesehatan Bantu Layanan Rumah Sakit
- Mall Tunjungan Plaza Surabaya Terbakar
- TNI-Polri Kembali Kontak Senjata Dengan KKB, Satu Anggota Brimob Tewas
