Sahabat China

AWALNYA diduga warga China implisit dilarang masuk Indonesia ternyata dari pemberitaan larangan tersebut tidak ada. Hanya tiga negara yang disebut Italia, Iran, dan Korea Selatan. Menlu Retno semangat mengumumkan "ketegasan" Indonesia.


Medsos sibuk mengomentari dan heran mengapa warga atau yang berkunjung ke negara China tidak termasuk yang dilarang transit atau masuk ke Indonesia. Padahal terjangkit terbesar dan sumber wabah justru dari negara China. Netizen berseloroh hal seperti ini bagai orang yang sakit pinggang tetapi diberi obat batuk.

Soal China ini apakah sengaja, lupa, atau pura-pura. Hanya mengingatkan bahwa impor barang terbanyak dari China, investasi proyek proyek juga China, pindah ibukota mengandalkan China, dan tentu saja proyek ambisius OBOR itu China.

Konklusinya kita takut dan tidak mau kehilangan China. Suka duka bersama China. Urusan corona dan rakyat dianggap persoalan seluruh dunia padahal sumbernya China.

Dugaan rakyat dan bangsa Indonesia ada benarnya. Pemerintahan ini menggantungkan dirinya kepada pemerintah China. Bersandar sekurangnya untuk lima tahun periode ke depan. Hanya risikonya adalah jika kita tergantung dan bersandar pada China, maka jika sandarannya jatuh, maka otomatis yang bersandar pun ikut jatuh.

China itu komunis, China itu sadis, yang tak percaya dan patuh pada Tuhan itu hanya iblis. Dia tahu Tuhan eksis tetapi lebih yakin bahwa materilah yang wajib disembah habis. Xi Jinping adalah kaisar mabuk dan sinting. Mengiming-iming utang dan membuat pemimpin negara pontang-panting. Raja bahagia menikmati, rakyat pusing tujuh keliling. Negara pun hancur berkeping keping.

China pencipta TikTok membius dunia, Indonesia ikut bersama dan terlena. Aneh dan ironi bisa gembira bertiktok di dalam Istana. Lupa rakyat sedang menderita diterjang bencana. Yang dipikirkan hanya diri, kelompok dan keluarga. Segala dimakan mulai dari Pertamina, Garuda, hingga Jiwasraya. Negara seolah milik mereka bukan kita. Rahwana dari negeri Alengka pembawa malapetaka.

Rahwana itu Dasamuka si sepuluh wajah. Wajah kemunafikan. Bisa wajah India atau China. Pastinya di depan berwajah Indonesia. Tergantung kepentingan dan keuntungan.

Dahulu ekspedisi kerajaan China dan Hindu India bertemu di Javadvipa. Rahwana karakter yang menitis. Penguasa yang kehilangan rasa. Hanya nafsu dan angkara murka dalam mengabdi pada tahta dan harta.

Persahabatan dengan China mesti ditimbang ulang. China bukan negara yang baik. Corona adalah peringatan.

M. Rizal Fadillah

Pemerhati politik