Covid-19, Presiden Komunitas TDA 6.0 Minta Anggota Siapkan BCP

Menghadapi virus Corona atau Covid-19, Presiden  Komunitas Tangan Di Atas (TDA), Donny Kris Puriyono, meminta agar pelaku UMKM, khususnya para angotanya untuk menyiapkan Business Continuity Plan (BCP).


“Kita sebagai pelaku bisnis terutama UMKM, harus segera menyiapkan diri untuk kondisi yang terburuk. Persiapan perlu kita lakukan dari sekarang. Mari kita sama-sama siapkan BCP sesuai dengan kebutuhan dan kondisi bisnis masing-masing,” kata Donny melalui pesan singkat yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (18/3).

Langkah pertama, lanjutnya, buat dan tentukan beberapa kondisi kita saat ini, dengan syarat-syarat tertentu, misal kita tetapkan saat kasus masih sedikit, bukan daerah kita, dan belum ada kematian. Kondisi kedua saat kasus makin banyak, mulai ada kematian, tapi masih bisa terkendali.

“Kondisi ketiga saat kasus banyak, kematian banyak (lebih besar dari 10), atau sudah ada kasus kematian di daerah kita dan kondisi keempat, saat kondisi sudah tak terkendali,”.

.

Masin dengan Dony, buat rencana sesuai kategori di atas dengan prioritas pada keselamatan tim kita terlebih dahulu. Bagaimanapun juga, jalannya roda bisnis perusahaan kita tergantung dari keselamatan tim.

Contohnya, planning membagi total karyawan dalam beberapa kategori kelompok kerja. Per kelompok bekerja dalam shift yg berbeda, sehingga bisa meminimalisir resiko jika ada salah satu anggota tim yang terkena Corona.

Misalkan tim finance ada dua orang yang harus dipisah dalam dua  kelompok. Jika salah satu terkena Corona, salah satunya masih aman bisa melanjutkan proses bisnis. “Kita tentunya tidak mau kan bisnis kita tiba-tiba tidak berjalan gara-gara ada beberapa orang dalam tim kita yang terkena corona?,” sambungnya.

Planning saat semua karyawan harus mulai bekerja dari rumah. “Apa saja yang bisa dikerjakan, bagaimana cara koordinasinya, sampai pada hal-hal basic apakah di rumah karyawan ada akses internet atau tidak dan  bagaimana persiapannya,” ungkapnya.

Karena itu, Donny, menyarankan untuk persiapkan hitung-hitungan  teknis atas bisnis. Berapa opex minimal, bagaimana jika terjadi penurunan omset hingga 75 persen, dan bagaimana jika rantai supply terganggu.

“Apakah ada barang substitusi lainnya untuk bisnis kita, bagaimana jika kondisinya mengharuskan merumahkan karyawan dan berapa saldo kas kita sekarang dan bisa bertahan berapa bulan saat terjadi kondisi terburuk,” tuturnya.

Nah, masih kata Donny, setidaknya prioritas langkah di atas bisa dijadikan referensi awal terlebih dahulu. “Mari kita buat sistem bersama, rumusan bersama atas hal-hal dengan kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi dalam negara kita,” pungkasnya.