Kematian Pasien Covid-19 Di Jateng Rata-rata Punya Riwayat Penyakit Bawaan

Kasus pasien Corona meninggal di Jawa Tengah bertambah menjadi 11 orang.


Menurut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, angka 11 itu akumulatif, bukan bertambah sebanyak 11 orang di hari tersebut.

"Bukan hari ini meninggal sebelas. (sebelas) itu akumulasi jumlah korban meninggal sejak awal kasus hingga kemarin. Jadi bukan hari ini bertambah 11 korban meninggal,” jelas Ganjar Pranowo menyinggung tentang siaran pers Pemerintah Pusat dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (3/4).

Ganjar mengaku kaget saat Pemerintah Pusat tiba-tiba menyebut ada angka sebelas yang dimasukkan.

"Kita juga kaget tadi membacanya. Maka setelah di-clearance tidak ada. Itu akumulatif," katanya lagi menjelaskan.

Ia pun menyampaikan angka kematian di Jawa Tengah akibat virus corona mencapai 18 orang. Semua pasien itu kebanyakan telah memiliki penyakit bawaan.

"Kalau dari catatan medis yang dilaporkan ke saya secara lisan mereka punya penyakit bawaan. Di rumah sakit lengkap laporannya," kata Ganjar.

Dari 18 korban meninggal, empat di antaranya berusia di bawah 50 tahun. Kebanyakan dari mereka memiliki riwayat perjalanan dari daerah episentrum di Indonesia maupun luar negeri.

Ganjar juga menyampaikan laporan angka kasus sejak wabah virus corona mulai memasuki Jawa Tengah. Per 3 April 2020, telah terjadi 114 kasus positif corona dengan rincian 85 masih dalam perawatan, 11 sembuh, dan 18 telah meninggal.

Dari 18 yang meninggal itu, hanya empat orang yang berusia di bawah 50 tahun. Pada 8 Maret 2020 dari kasus yang ada, dua di antaranya meninggal. Satu perempuan berusia 59 tahun dan lelaki berusia 60 tahun.

Pada 13 Maret ada perempuan 44 tahun. Pada 21 Maret laki-laki usia 77 tahun, 25 Maret laki-laki usia 22 tahun, 28 Maret laki-laki usia 65 tahun, 29 Maret laki-laki usia 70 tahun, dan 31 Maret laki-laki usia 62 tahun.

Selanjutnya pada 1 April ada tujuh yang meninggal. Yakni lima laki-laki usia 64, 69, dan 45, 56, dan 43 tahun serta dua perempuan usia 67 dan 72 tahun.

Terakhir pada 2 April ada dua laki-laki meninggal usia 64 tahun dan 73 tahun. Pada 2 April juga ada satu lagi yang meninggal.

Data di Dinkes Jateng masih berstatus PDP dengan hasil tes yang belum diterima. Ganjar mengaku selalu menerima laporan real time dari jajarannya ketika ada penambahan kasus. Tapi khusus untuk kasus pasien Covid-19 yang meninggal, Ganjar menyampaikan pihak rumah sakit mesti melakukan clearance terlebih dahulu.

"Kalau kita sudah ada datanya. Pusat baru menginformasikan ini. Karena setiap ada yang meninggal mereka (rumah sakit) clearance dulu baru dilaporkan ke kita. Maka sering kali laporannya terlambat. Tidak otomatis ketika ada yang meninggal laporannya langsung masuk ke kita," ujar Ganjar.