Gugur Bunga

BETAPA hatiku takkan pilu


Telah gugur pahlawanku

Betapa hatiku takkan sedih

Hamba ditinggal sendiri

Siapakah kini pelipur lara

Nan setia dan perwira

Siapakah kini pahlawan hati

Pembela bangsa sejati

Telah gugur pahlawanku

Tunai sudah janji bakti

Gugur satu tumbuh seribu

Tanah air jaya sakti

Gugur bungaku di taman bakti

Di haribaan Pertiwi

Harum semerbak menambahkan sari

Tanah air jaya sakti

Telah gugur pahlawanku

Tunai sudah janji bakti

Gugur satu tumbuh seribu

Tanah air jaya sakti.

Ismail Marzuki

Bukan sekedar senantiasa namun niscaya saya tidak berhasil menahan linangan air di mata dan sumbatan di tenggorok setiap saya mendengar alunan mahalagu "Gugur Bunga".

Mahapujangga Musik, Pahlawan Nasional Indonesia, Ismail Marzuki menciptakan mahalagu "Gugur Bunga" sebagai sebuah mahakarya musik dan puisi kekal abadi tak lekang diterpa badai jaman.

Melodi dan syair "Gugur Bunga" digubah Ismail Marzuki untuk menghormati pengorbanan para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia yang telah gugur sebagai bunga bangsa dalam medan pertempuran membela kemerdekaan Indonesia dari rongrongan angkara murka penjajah akan kekal abadi dialunkan bangsa Indonesia.

"Gugur Bunga" menggetar sukma rakyat Indonesia termasuk saya ketika alunan mahalagu syahdu itu lembut membelai lubuk sanubari sedang dirundung dukacita atas wafatnya para almarhum dan almarhumah akibat angkara murka wabah virus corona.

Semoga arwah warga bangsa Indonesia yang telah gugur di medan pertempuran melawan angkara murka pageblug Covid-19 dapat diterima di Alam Baka di sisi Yang Maha Kasih. Amin.

Jaya Suprana

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan, dan Jaya Suprana School of Performing Arts.