Gegara Corona, Harga Ayam di Peternak Kian Anjlok

Merebaknya virus corona atau covid-19 kian melengkapi penderitaan yang dirasakan peternak ayam. Derita ini sudah dirasakan sejak setahun lalu harga ayam lebih sering di bawah harga produksi sehingga merugi.


Meski demikian, kondisi pasar masih bisa menyerap karena ada permintaan masyarakat. Begitu terjadi wabah COVID-19, permintaan itu akhirnya turun drastis akibat adanya pembatasan sosial. Rumah makan, restoran, warung, banyak yang tutup, otomatis permintaan juga anjlok.

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Kabid Peternakan Badan Ketahanan Pangan kabupaten Madiun, Estu Dwi Waluyani. Menurutnya rusaknya harga ayam ini disebabkan beberapa faktor.

"Penurunan harga ayam mungkin diakibatkan beberapa faktor diantaranya
Tidak tersedianya pasar karena social distancing yg menyebabkan orang tinggal di rumah. Kemudian harga di tingkat eceran masih relatif tinggi dibanding harga di kandang karena pengecer menjual tidak banyak atau terbatas karena kurangnya pembeli. Serta banyaknya ayam di kandang yang tidak bisa dijual karena turunnya permintaan pasar, padahal biaya pakan ayam tinggi sehingga akan kerugian akan semakin besar kalau ayam tetap di kandang," terang Estu, Jum'at, (17/4).

Kondisi demikian tidak hanya di alami oleh kabupaten Madiun saja, semua wilayah para peternak juga merasakan hal serupa.

"Ini tidak terjadi di kabupaten Madiun saja, seluruh wilayah pun sama," pungkas Estu.

Sekedar diketahui, populasi ayam broiler di Kabupaten Madiun hanya berkisar 1,5% dari populasi ayam broiler di Jawa Timur dan jumlah tersebut di tersebar dibeberapa kecamatan antara lain : wungu, balerejo, saradan, geger, pilang kenceng, dagangan, mejayan, gemarang dan kebonsari.

Pada saat ini harga ayam hidup di tingkat peternak turun drastis. Turunnya harga Live bird (LB) ini sudah dirasakan sejak lebaran tahun lalu yang terjadi akibat kelebihan pasokan.

Pemerintah sudah mengambil kebijakan dengan melakukan cutting heaching Egg untuk mengurangi suplai DOC (total Jawa Timur tahun 2020 sampai bulan april sebanyak 20.019.883 butir), menunda setting telur untuk 4 minggu kedepan dan Afkir Dini Perent stock . Semua kebijakan diarahkan agar harga live bird ditingkat peternak bisa bergerak naik sesuai harga acuan kementrian perdagangan.

Kondisi tersebut menjadi pemicu menurunnya harga ayam broiler walaupun di beberapa kabupaten tingkat penurunannya tidak sama. Dari pantauan lapang kemarin (16 April 2020) dan info petugas PIP turunnya harga belum sampai menyentuh rp. 6.000/kg namun masih sekitar Rp. 9.000 - 10.000/kg di kandang dan di konsumen sekitar Rp. 23.000/kg.