Di tengah pendemik Covid-19, Indonesia tidak butuh lembaga survei. Sebaliknya, lembaga survei ikut membantu beban masyarakat.
- Presiden Lahir dari Relawan, yang Terjadi Kemerosotan Moral di Jaringan Politik
- Prabowo Jabat Ketum Lagi Karena Sandiaga Uno Jadi Ancaman di Pilpres 2024
- Temuan Bawaslu Soal Dugaan Pelanggaran Metode Video Call saat Verifikasi Anggota Parpol, Ini Jawaban KPU
Hal ini yang dikritik praktisi multimedia telematika dan pemerhati public health, Roy Suryo lewat akun Twitter @KRMTRoySuryo2, Sabtu (18/4).
Menurutnya, lembaga survei jangan menambah beban. Apalagi mmembuat survei bagaimana kinerja pemerintah, dan membanding-bandingkan apa yang sudah dikerjakan oleh kepala daerah.
"Di saat-saat #BersatuLawanCorona seperti sekarang ini yang diperlukan bukanlah survei-survei beginian, tetapi aksi nyata dari pemerintah yang benar-benar merata dan dirasakan masyarakat," kata Roy Suryo.
"Lembaga-lembaga survei juga sebaiknya kerjakan hal lebih bermutu, kita lagi menghadapi Covid-19 bukan mau pemilu," lanjut mantan Menpora ini seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
Jumat kemarin (17/4), lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) merilis survei terbaru bahwa 52 persen warga menilai pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin cepat dalam menangani Covid-19.
Sementara 41 persen lainnya menilai pemerintah cenderung lambat. Sedangkan dari survei di sejumlah provinsi,
Jateng dianggap tercepat dalam penanganan Covid-19 dengan persentase 73 persen, disusul Jatim 68 persen, dan Jakarta 62 persen.
Sementara yang dianggap lambat menangani yakni Banten dan Sulsel sebesar 50 persen dan Jabar 49 persen.
- PDIP Serius Sebut AHY sebagai Bakal Cawapres Ganjar, Bukan untuk Merusak Koalisi Anies
- Wacana Duet Anies-AHY, Kader Demokrat Jatim: Rakyat Lebih Senang Karena Butuh Perubahan
- Ratusan Pemuda Bentuk GEN Jatim, Serukan Pemilu Damai