Mundurnya pendiri sekaligus Direktur Utama (CEO) Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara dari jabatan Staf Khusus Presiden per 21 April 2020, membuktikan ada masalah pada program kartu prakerja.
- Bertepatan 17 Ramadhan, Amien Rais Deklarasikan Partai Ummat
- Sandiaga Uno Langsung Sujud Syukur Usai Gagal Jadi Cawapres Ganjar
- Putusan PN Jakpus, Dinilai Ancaman bagi Keutuhan NKRI
Pakar politik dan hukum dari Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam, mengatakan, mundurnya Belva sebagai dari Stafsus Presiden tidak begitu saja menyelesaikan masalah.
"Bagaimana dengan proses tender kartu prakerja? Di situ kan diduga ada KKN, kolusi, maka untuk itu dia harus mempertanggungjawabkannya, karena saat itu dia masih menjabat stafsus," ucap Saiful Anam dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (22/4).
Bahkan, lanjut Saiful, dengan mundurnya Belva dari Stafsus Presiden semakin memperkuat bahwa adanya masalah pada program Kartu Prakerja.
"Justru dengan dia mengundurkan diri semakin memperkuat dan membuktikan kalau sebenarnya ada masalah di situ, dia tidak cukup hanya dengan mengundurkan diri lalu membebaskan dari masalah Kartu Prakerja yang dinilai penuh dengan permainan," tutupnya.
Nama Belva Devara ramai disoroti publik karena Ruangguru dapat proyek bombastis Rp 5,6 triliun dari program kartu prakerja.
- AHY Berbeda Dengan Moeldoko Yang Tidak Berkeringat Di Demokrat
- Putusan MK Soal Usia Capres-Cawapres, Pakar Hukum Universitas Andalas: Hakim Langgar Kode Etik
- Pengusaha Uni Emirat Arab Sebut Ridwan Kamil Gubernur yang Berpikiran Maju