Di Tengah Pandemi Covid-19, Penjualan Crown Group Melonjak

Meski sejumlah sektor hunian mengalami penurunan omzet di tengah pandemi Covid-19, namun, hal tersebut tidak berdampak pada Crown Group. Bahkan, penjualan melonjak.


“Dalam tiga bulan terakhir ini penjualan di proyek-proyek yang dikembangkan Crown Group di negeri Kangguru mendapat animo luar biasa, bukan saja dari pembeli lokal namun juga luar negeri. Penjualan Crown Group sepanjang Februari-Maret 2020 bisa dibilang merupakan yang tertinggi dalam 1,5 tahun terakhir. Ini hasil yang menggembirakan di tengah pandemi Covid-19 yang dirasakan secara global," kata Komisaris dan CEO Crown Group, Iwan Sunito, dikutip Kantor Berita RMOLJatim melalui video conference dengan media, Kamis (23/4).

Pada Februari 2020 lalu Crown Group mampu meraup penjualan sebesar US$19 juta, dan kembali naik pada Maret 2020 yang sebesar US$22 juta, dan pada April ini telah melampaui target yang ditetapkan.

Selain dari penjualan sejumlah proyek hunian di Sydney, pendapatan tersebut juga dihasilkan dari hotel yang telah diluncurkan, yakni Skye Suites Parramatta dan Skye Suites Sydney.

Iwan Sunito bersyukur, di saat hotel yang lain kehilangan tamu bahkan memilih tidak beroperasi akibat adanya kebijakan social distancing, hotel yang dikelola Crown Group relatis stabil.

Dengan kenyataan itu, pihaknya optimistis kinerja positif akan tetap berlanjut hingga akhir tahun ini. "Sejatinya kami menargetkan sekiar US$100 juta pada tahun 2020 ini. Namun riilnya kami sangat optimistis bisa mencapai US150 juta hingga US$200 juta pada akhir tahun ini," ujar Iwan.

Sementara itu terkait pengembangan proyek mixed-use kondominium dan hotel senilai US$500 juta di distrik Pusat Kota Los Angeles, Amerika Serikat (AS), Iwan Sunito menyatakan sangat optimistis, baik progress pembangunan maupun penjualannya.

"Sama dengan proyek kami di Australia, selain membidik investor lokal Amerika Serikat, juga akan membidik pembeli dari luar negeri, seperti dari Asia. Karena memang pemerintah setempat juga sangat mendukung dan memberikan kemudahan bagi pembeli properti asing, termasuk perbankan," ujarnya.

Menurutnya, selama ini cukup banyak masyarakat Asia, seperti China, Korea, Taiwan, dan Indonesia yang tinggal dan menetap di Amerika Serikat.

"Dan rata-rata memang keluarga kaya dari orang Asia banyak memilih Amerika Serikat untuk tujuan pendidikan anaknya. Ini potensi yang besar untuk dibidik. Selain tentunya lokasi di Los Angeles yang merupakan kota terbesar ketiga Amerika Serikat, dan menjadi pusat bisnis. Banyak perusahaan-perusahaan global dengan saham blue chip yang berkantor di sini," demikian Iwan.